Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP di Sukabumi Tewas Dikeroyok Saat Pulang Sekolah, Berawal Salah Paham

Kompas.com, 29 Agustus 2024, 18:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kisah tragis dialami GP (15), seorang siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), tepatnya di Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug. 

GP tewas usai dikeroyok sejumlah pelajar hingga tewas saat pulang sekolah. Lokasi kejadian tak jauh dari rumah korban. 

Menurut polisi, GP diduga terlibat kesalahpahaman dengan para pelaku, lalu dikejar dan dianiaya.

Baca juga: Pelajar SMP di Sukabumi Tewas Dibacok Saat Pulang Sekolah, Pelaku Diduga Siswa dari Sekolah Lain

"Kronologinya antara pelaku dan korban tidak satu sekolahan, (korban) melintas dan mungkin ada kesalahpahaman," Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, dilansir dari Tribunnews.com

"Di situ lah dilakukan pengejaran (oleh pelaku) dan pada saat si korban jatuh, di situlah dibacok oleh pelaku," lanjut Samian, Rabu (28/8/2024).

Baca juga: Pelajar SMPN Sukabumi Tewas Dibacok, Polisi Amankan Pelaku Dua Siswa

Senada dengan keterangan polisi, Riki, paman korban juga mengaku keponakannya sempat dikejar dan dianiaya puluhan pelajar dari sekolah lain. Riki mengaku sempat mencari keponakannya yang dikabarkan dikeroyok sejumlah pelajar. 

"Keponakan saya ini baru saja pulang sekolah, ketika sedang menuju arah ke rumah itu kurang lebih sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Tiba- tiba puluhan pelajar diduga dari salah satu MTs melakukan pengeroyokan terhadap korban," kata Riki.

Setibanya di lokasi, Riki dan warga lainnya melihat korban sudah terluka parah. Korban lalu dilarikan ke klinik terdekat, namun nyawa korban tak tertolong. 

"Keluarga itu nyusul ke klinik, dari pihak klinik menyatakan tidak sanggup untuk menangani korban. Kemudian, pihak keluarga membawa korban ke RS Bhakti Medicare Cicurug dan akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia," jelas Riki

Polisi tangkap pelaku

Saat ini polisi telah menggelar olah tempat kejadian perkara. Dari keterangan sementara para saksi, polisi telah mengantongi identitas para pelaku. 

"Pelaku ada beberapa, namun apakah peranan dalam peristiwa ini siapa yang menjadi pelakunya ini yang masih kita dalami," ungkap Samian. 

Dalam kasus itu, polisi telah amankan dua terduga pelaku penganiayaan. Kedua terduga pelaku tersebut masih berstatus pelajar setingkat SMP yang berada di Kabupaten Sukabumi.

“Dua orang pelaku pembacokan dapat kami amankan,” kata Kasi Humas Polres Sukabumi, Iptu Aah Saepul Rohman, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Kamis (29/8/2024) pagi.

(Penulis: Riki Achmad Saepulloh | Editor: Farid Assifa)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Pelajar SMP di Sukabumi Tewas Dianiaya saat Pulang Sekolah, Sempat Berusaha Lari tapi Terus Dikejar

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau