Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut PON XXI Paling Buruk, Pelatih Voli Jabar: Kami Berlatih Harus Ngepel Dulu

Kompas.com, 10 September 2024, 14:17 WIB
Goklas Wisely ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Pelatih voli mengomentari terkait pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Bola Voli Indoor Sumut Sport Center di Desa Sena, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, yang belum selesai.

Samsul pelatih dari tim voli Jawa Barat mengatakan, bagi mereka Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah multi event yang dilaksanakan 4 tahun sekali. Sehingga, seharusnya penampakannya cukup megah.

"Tapi kenyataan, ya semua orang bisa melihat bahwa sarana dan prasarana, ya selama PON digelar di Indonesia, mungkin ini yang terburuk," kata Samsul Jais saat diwawancarai di lokasi, Selasa (10/9/2024).

Baca juga: Kritik Fasilitas PON XXI, Tim Voli Jakarta: Kamar Mandi Kotor, Air Bersih Kurang

Samsul pun mengeluhkan beberapa hal. Mulai dari akses jalan yang kurang memadai, lapangan untuk latihan yang belum siap, hingga kamar mandi yang tidak berfungsi dengan baik.

"Kami yang berlatih, harus ngepel dulu (di lapangan pertandingan)," ungkap Samsul.

Meski begitu, Samsul menyampaikan timnya akan tetap berupaya tampil maksimal dalam momen Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Dia tetap optimis timnya akan memenangkan pertandingan.

"Tidak ada alasan kami tidak berprestasi meski seperti ini. Ya kalau dibilang kendala, ya jelas kendala," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, akses jalan menuju GOR Bola Voli Indoor Sumut Sport Center untuk pertandingan voli indoor dalam PON XXI Aceh-Sumut di Desa Sena, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, belum rampung.

Pantauan Kompas.com, Selasa (10/8/2024) sekitar pukul 10.30 WIB, akses jalan menuju GOR ini belum juga siap.

Jalan masih berlumpur sehingga susah untuk dilalui. Belum lagi, di sekitar GOR terdapat genangan air, serpihan triplek serta beberapa potong kayu berserakan.

Baca juga: Buka PON XXI Aceh-Sumut, Jokowi: Pegang Teguh Sportivitas dan Fair Play

Sejumlah tanaman jagung milik warga pun masih menghiasi wilayah sekitar venue. Tampak juga dua alat berat yang sedang meratakan tanah di sekitar GOR.

Sementara, di dalam GOR, terlihat sejumlah sejumlah pemain voli yang akan bertanding sedang latihan di lapangan utama pertandingan.

Sementara, jumlah pekerja masih menyiapkan beberapa hal di dalam lapangan utama ini. Mulai dari lampu sorot dan tempat duduk untuk penonton.

Di samping itu, para pekerja juga masih mengerjakan pembangunan dua lapangan latihan untuk pemain voli. Tampak juga pekerja masih sibuk memasang besi serta alas untuk lapangan latihan.

Di sisi fasilitas, toilet untuk pemain terlihat kotor. Terlihat banyak sampah botol minuman di dalam wastafel serta air yang belum dapat diakses.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau