Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penganiayaan Saat Festival Vespa di Gunung Putri Membaik, Polisi Bantah Mata Dicongkel

Kompas.com, 19 September 2024, 21:33 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com – Polisi memberikan keterangan mengenai kondisi Faisal (30), korban penganiayaan yang sempat viral karena dikabarkan matanya dicongkel dalam sebuah festival vespa di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kapolsek Gunung Putri, AKP Aulia Robby Kartika Putra, menjelaskan Faisal mengalami banyak luka akibat penganiayaan yang terjadi pada Sabtu (14/9/2024) malam.

“Korban mengalami luka di beberapa bagian wajah, mulai dari dahi, pelipis, kelopak mata, pipi, hingga telinga dan dada,” ujar Robby saat dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (19/9/2024).

Baca juga: Viral, Video Congkel Mata di Acara Vespa Gunung Putri Bogor

Faisal, yang sebelumnya berada dalam kondisi kritis dan tidak sadar, kini sudah mulai sadar dan merespons saat diajak berbicara.

Namun, mengenai apakah korban masih bisa melihat atau tidak, Robby menyatakan belum bisa memastikan karena Faisal masih dalam masa pemulihan.

“Hasil visum menunjukkan bahwa tidak ada mata yang dicongkel seperti yang dikabarkan di media sosial. Korban memang mengalami banyak luka di wajah dan mata, namun informasi tentang matanya dicongkel tidak benar,” jelas Robby.

Penganiayaan tersebut diduga bermula dari perselisihan antara pelaku dan korban di acara festival vespa yang digelar di Lapangan Bina Marga, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, pada Sabtu malam.

Meskipun korban sudah memberikan keterangan lisan kepada polisi, ia belum bisa memberikan detail lebih lanjut tentang kejadian tersebut.

“Saat ini kami baru mendapatkan keterangan lisan dari korban mengenai cekcok yang terjadi, tetapi belum ada keterangan resmi yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP),” tambahnya.

Baca juga: Sederet Fakta Video Viral Congkel Mata di Gunung Putri Bogor, Polisi Buru Pelaku

Hingga kini, polisi telah mengidentifikasi satu orang sebagai pelaku. Korban dan pelaku diketahui saling mengenal, dan pelaku sedang dalam proses pengejaran.

“Pelaku yang sudah kami identifikasi baru satu orang. Kami sedang berusaha menemukannya untuk dimintai keterangan sebagai saksi terlebih dahulu, sebelum statusnya ditetapkan lebih lanjut,” ujar Robby.

Sebelumnya, sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan seorang pria diduga mencungkil mata korban yang sudah tergeletak bersimbah darah dalam acara vespa tersebut.

Di video itu, pelaku juga terlihat memukul korban yang sudah tak berdaya, sementara orang-orang di sekitarnya baru mengevakuasi korban ke klinik setelah kejadian berlangsung.

Korban kemudian dibawa dengan kondisi kedua mata diperban dan menggunakan selang oksigen di hidungnya.

Kapolsek Gunung Putri, AKP Aulia Robby, membenarkan kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa insiden itu terjadi pada Sabtu (14/9/2024) sekitar pukul 22.30 WIB.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau