BANDUNG, KOMPAS.com-Calon wali kota Bandung, Arfi Rafnialdi, secara tidak sengaja menangkap pelaku begal di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago).
Momen itu terjadi saat Afri sedang berkampanye pada Jumat (18/10/2024).
Baca juga: Survei Median: 3 Paslon Terkuat Pilihan Pemilih Pemula di Bandung Barat
Saat itu, ia hendak memulai kampanyenya dengan shalat subuh berjamaah di Masjid Jami Nurul Hidayah, Kecamatan Andir.
Dalam perjalanan, Arfi dan tim melihat dua pemuda terlibat perkelahian di depan Rumah Sakit Santo Borromeus, Dago.
Arfi yang ditemani dua pengawal dari Polrestabes Bandung langsung turun tangan. Pelaku begal mencoba kabur dengan motor korban.
"Pukul 04.00 WIB saya harusnya shalat subuh di Andir, tapi malah menemukan percobaan perampasan motor. Ada begal, pelakunya empat orang, korbannya dua," kata Arfi.
Dua pelaku berhasil kabur, tapi dua lainnya ditangkap karena motor mereka mati saat mencoba melarikan diri.
Pelaku dan korban kemudian diserahkan ke Polsek Coblong. Setelah diperiksa, diketahui mereka semua berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol.
"Kami segera mengambil tindakan dengan bantuan walpri. Dua pelaku kabur, dua lainnya diamankan. Saya akhirnya shalat subuh di Cisitu," ujar Arfi.
Baca juga: Atasi Kemacetan di Bandung, Jam Masuk Kerja Akan Diatur
Selain membantu menangkap begal, siang harinya Arfi melihat langsung praktik rentenir atau 'bank emok' .
Praktik tersebut melibatkan warga, khususnya ibu-ibu, yang sedang ditagih oleh debt collector bank emok.
"Ibu-ibu yang meminjam uang ke bank emok menggambarkan realitas ekonomi di masyarakat. Mereka membutuhkan uang karena suami atau anak laki-lakinya tidak memiliki pekerjaan. Sementara bank emok datang menawarkan pinjaman dengan bunga tinggi," jelasnya.
Dari pengakuan sejumlah ibu-ibu, bunga pinjaman dari bank emok mencapai 20 persen per bulan. Fakta ini semakin menguatkan komitmen Arfi dan Yena Iskandar Masoe untuk mengangkat ekonomi warga Bandung melalui program Kredit Murah Anti Bank Emok.
Program ini akan memberikan akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Bandung.
"Solusi kami adalah kredit murah bagi masyarakat dan pelaku UMKM. Mengingat banyak ibu-ibu meminjam uang karena terdesak keadaan, kami juga akan menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya," tutup Arfi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang