KARAWANG, KOMPAS.com - Sebanyak 45 warga Desa Kutamakmur, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melaksanakan tradisi kalagumarang untuk membasmi hama tikus pada Senin (28/10/2024).
Tradisi ini rutin dilakukan menjelang musim tanam dan bertujuan melindungi hasil pertanian dari serangan tikus.
Kalagumarang kali ini dilakukan setelah kawanan tikus mulai berkeliaran hingga masuk ke pemukiman warga pada Jumat (25/10/2024) malam.
Baca juga: Kementan: Tikus yang Serbu Pemukiman di Karawang Berasal dari Semak-semak dan Tanggul
Kejadian tersebut sempat direkam dan videonya menjadi viral di media sosial.
Dalam kegiatan ini, warga turun ke sawah dan rawa untuk membasmi tikus. Bahkan, sejumlah anak sekolah ikut serta dalam gerakan ini.
Kepala Desa Kutamakmur, Juhariah Jalil, menjelaskan bahwa kalagumarang melibatkan kerja sama antara petani, tim Dinas Pertanian Karawang, dan Balai Besar Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT).
"Metodenya menggunakan pengasapan di lubang-lubang tikus yang aktif dengan belerang, supaya tikus keracunan," jelas Juhariah di lokasi, Senin (28/10/2024).
Selain pengasapan, warga juga membersihkan rawa dan rumput yang diduga menjadi sarang tikus.
Baca juga: Heboh Mi Ayam Ada Kepala Tikus, Pemilik Warung Bersumpah di Kantor MUI
Juhariah menambahkan, pada Jumat malam kawanan tikus tidak sampai menyerbu rumah warga, hanya area sekitar masjid dan sekolah karena dekat dengan rawa yang kurang terawat.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, Rochman, mengungkapkan bahwa sekitar 600 tikus berhasil dibasmi dalam aksi kalagumarang kali ini.
Berdasarkan perkiraan BBPOPT, jumlah tikus di lahan Desa Kutamakmur mencapai sekitar 13.000 ekor.
"Kami mendorong petani agar gerakan pengendalian ini dilakukan secara rutin," ujar Rochman.
Rochman juga menyampaikan bahwa gerakan ini dapat dilakukan pada malam hari dengan menggunakan obor, seperti yang disarankan BBPOPT.
Baca juga: Heboh Mi Ayam Ada Kepala Tikus, Pemilik Warung Bersumpah di Kantor MUI
Sebelumnya, kawanan tikus menyerbu pemukiman warga Desa Kutamakmur pada Jumat (25/10/2024) malam.
Hal ini terjadi setelah hujan deras menggenangi lubang-lubang tikus, sehingga memaksa tikus keluar menuju pemukiman.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Rachmat, menyatakan bahwa tim dari Dinas Pertanian Karawang dan BBPOPT telah melakukan pengecekan langsung ke lokasi.
"Sumber tikus berasal dari semak belukar, jalur irigasi, kebun, dan tanggul-tanggul," ungkapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang