BANDUNG, KOMPAS.com - Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi - Erwan meraih elektabilitas sebesar 71 persen berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Indikator Politik.
Survei ini diumumkan pada Kamis (21/11/2024) dan menunjukkan bahwa pasangan Dedi-Erwan tetap unggul meski diterpa berbagai isu dan kontroversi yang kerap menyudutkan mereka.
Dedi Mulyadi, dalam wawancaranya dengan Kompas.com via panggilan ponsel pada Kamis, menjelaskan alasan mengapa elektabilitas dirinya tetap tinggi di tengah banyaknya serangan isu negatif.
Baca juga: Survei Indikator Pilkada Jabar: Dedi-Erwan Unggul Seminggu Jelang Pencoblosan
Menurut Dedi, mayoritas warga Jawa Barat, sekitar 80 persen, bersikap rasional, toleran, dan memiliki hati yang besar.
"Rasional artinya warga Jabar lebih mengutamakan pikiran sehat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Toleran berarti mereka memberi ruang bagi siapa saja untuk hidup berdampingan. Sedangkan punya hati berarti mereka cenderung melibatkan perasaan dalam setiap tindakan," ujar Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menegaskan bahwa sifat-sifat tersebut membuat warga Jawa Barat sulit digoyahkan.
"Kalau sudah jatuh hati, mereka sulit berubah meski diiming-imingi apapun. Contohnya, kalau sudah punya dokter langganan, mereka tidak akan beralih ke dokter lain," katanya.
Dedi juga memberikan contoh lain, seperti fenomena rebutan kursi di sekolah, di mana siswa enggan berpindah tempat meskipun ada opsi lain.
Dedi menjelaskan bahwa selama ini dirinya berusaha memenuhi kebutuhan warga Jawa Barat dengan melakukan tindakan konkret yang menggugah perasaan.
Ia sering membantu menyelesaikan masalah pribadi warganya, meski terbatas oleh kapasitasnya.
"Saya membantu mereka yang rumahnya roboh, yang tidak punya biaya berobat, yang anaknya ditahan karena tidak mampu membayar biaya pengobatan, serta mengadvokasi mereka yang mengalami kriminalisasi," ungkap Dedi.
Menurutnya, empati dan keberanian merupakan kombinasi yang dibutuhkan untuk membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat.
"Empati saja tidak cukup kalau tidak ada nyali," tambah Dedi.
Lebih jauh, Dedi menegaskan bahwa hubungannya dengan warga Jawa Barat bukan semata-mata hubungan politik, melainkan hubungan emosional yang terjalin sepanjang waktu.
"Hubungan politik itu musiman, tapi cinta saya kepada warga Jawa Barat bukan cinta semusim," kata Dedi dengan tegas.
Baca juga: Akun Facebook Dedi Mulyadi Dibajak Selama Setahun, Kerap Unggah Konten Merugikan
Meski begitu, Dedi mengakui adanya penurunan elektabilitas dalam beberapa lembaga survei akibat adanya pemilih yang belum memutuskan (undecided voters) serta dampak dari dugaan money politics yang terjadi di daerah-daerah yang sejalur dengan calon-calon lain.
"Itu yang membuat elektabilitas sedikit turun. Namun, masih ada margin error dalam hasil survei tersebut," tambah Dedi.
Dengan elektabilitas yang tetap tinggi dan dukungan kuat dari warga, Dedi Mulyadi dan Erwan tetap optimistis untuk melanjutkan perjuangan mereka dalam Pilgub Jawa Barat 2024.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang