Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haru-Dhani Deklarasikan Satgas Antipolitik Uang di Pilkada Bandung

Kompas.com, 23 November 2024, 12:56 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Jelang hari pencoblosan Pilkada Kota Bandung 2024, berbagai komunitas dan organisasi kemasyarakatan di Kota Bandung bersama pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 2, Haru Suandharu dan Dhani Wirianata, membentuk dan mendeklarasikan Satgas HD Antipolitik Uang pada Jumat (22/11/2024) malam.

Pembentukan satgas ini bertujuan untuk mengawal proses Pilkada Kota Bandung agar berkualitas dan bebas dari praktik politik uang.

Calon wali kota Bandung, Haru Suandharu, menegaskan bahwa proses demokrasi dalam penyelenggaraan Pilkada yang berkualitas tidak boleh ternodai oleh praktik money politics.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Dadang-Ali Syakieb Unggul pada Pilkada Bandung

"Kita ingin Kota Bandung pilkada nya berkualitas. Untuk dapat hasil yang berkualitas, demokrasi ini tidak boleh tercederai oleh money politik,” kata Haru seusai deklarasi, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (23/11/2024) malam.

Haru juga menambahkan bahwa dalam kondisi ekonomi yang sulit saat ini, ada potensi munculnya pihak-pihak yang akan memengaruhi masyarakat untuk tidak menggunakan hati nurani dalam menggunakan hak pilihnya.

"Kita mengetahui bahwa kondisi saat ini sedang sulit, khususnya secara ekonomi. Ini bisa menimbulkan potensi pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk membujuk masyarakat agar tidak menggunakan hati nurani, melainkan dengan iming-iming uang ala kadarnya,” sambungnya.

Sementara itu, calon wakil wali kota Bandung nomor urut 2, Dhani Wirianata, meminta masyarakat untuk berani menolak praktik jual-beli suara, atau yang lebih dikenal sebagai serangan fajar, menjelang hari pencoblosan pada 27 November mendatang.

Dhani menegaskan bahwa nilai uang yang diberikan dalam praktik politik uang tidak sebanding dengan masa depan Kota Bandung selama lima tahun ke depan.

"Hitung saja jika kita mendapatkan pemimpin yang menggunakan cara-cara itu. Misalnya, Rp 300.000 untuk memilih, artinya suara mereka (masyarakat) hanya dihargai Rp 60.000 per tahunnya dari pilihan ketika mencoblos. Apakah itu cukup? Dampaknya nyata lima tahun ke depan, dan masyarakat sendiri yang akan terkena imbas dari praktik kotor tersebut," ungkapnya.

Dhani juga mengajak masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam melaporkan praktik politik uang, terutama serangan fajar menjelang pencoblosan.

"Sekarang sudah era digitalisasi, siapa pun bisa jadi wartawan. Jadi cukup foto atau rekam, dan kirimkan buktinya kepada kami," tegas Dhani.

Ketua Satgasus HD Antipolitik Uang, Dede Ahmad Sasmita, menyatakan siap untuk menyosialisasikan dan menerima aduan dari masyarakat melalui layanan hotline WhatsApp yang aktif selama 24 jam nonstop.

Baca juga: Elektabilitas Jeje-Asep dan Hengky-Ade di Pilkada Bandung Barat Bersaing Ketat

"Nanti kita akan bersosialisasi dengan masyarakat terkait aduan itu, dan ada nomor telepon yang bisa diakses di 0821-2828-8989 yang siap melayani 24 jam," katanya.

Dede menegaskan bahwa pasangan Haru-Dhani berkomitmen untuk mewujudkan Pilkada yang bersih tanpa politik uang di Kota Bandung.

"Itu komitmen kami, dan kita akan terus pegang komitmen itu," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau