BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung menempati urutan ke-12 sebagai kota termacet di dunia. Hal itu berdasarkan hasil penelitian TomTom Traffic Index pada 2024 lalu.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 500 kota di 62 negara dari enam benua. Indeks ini dibuat berdasarkan waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan.
TomTom Traffic memakai metode penilaian yang berdasarkan floating car data (FCD) yang dikumpulkan dari berbagai sumber dalam menentukan urutan kota dengan kemacetan tertinggi di dunia.
Warga Kota Bandung pun tak menampik bila daerahnya dimasukkan dalam jajaran kota dengan kemacetan tertinggi. Bahkan, dampaknya sampai mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.
Seperti yang dirasakan oleh Finka Nur Soraya (20), warga Jalan Dakota Raya, Kecamatan Cicendo.
Baca juga: Taman Dirusak gara-gara Koin Jagat, Pj Wali Kota Bandung Minta Aplikasi Dihentikan
Ia setiap hari menghabiskan waktu lebih dari 30 menit untuk sampai ke tempat kerjanya.
Padahal, jarak rumah ke tempat kerjanya di kawasan Taman Cibeunying Kaler sekitar 7 kilometer dan bila didasarkan pada perhitungan waktu di aplikasi Google Maps, sekitar 18 menit saja.
"Kalau macet, bisa sekitar setengah jam, bisa sampai 46 menit, apalagi kalau weekend atau akhir pekan pernah sampai sejam," ujar Finka saat ditemui Kompas.com di tempat kerjanya, Kamis (16/1/2025).
Finka yang bekerja sebagai barista di salah satu kedai kopi ini harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat sampai tempat kerjanya.
Baca juga: 233 Alumni Stikom Bandung Menolak Kembali Kuliah Usai Ijazah Ditarik
Menurut dia, kemacetan di Kota Bandung kerap terjadi saat akhir pekan dan libur panjang
Hal ini mengingat kota yang dijuluki sebagai Paris Van Java ini menjadi salah satu destinasi wisata warga Jakarta dan sekitarnya.
Finka (20), warga Jalan Dakota Raya, Kecamatan Cicendo yang berprofesi sebagai barista kedai kopi harus menempuh waktu lebih lama di jalan akibat kemacetan Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/1/2025)."Macetnya kalau pagi pas jam masuk kerja dan berangkat sekolah. Terus macet lagi sore pas jam bubaran kantor. Nah, apalagi kalau sudah libur panjang, pasti lama," kata Finka.
Warga lainnya, Ahsan Saputra (34), yang tinggal di Jalan Cijawura Regency, Kecamatan Buah Batu, merasakan hal yang sama seperti yang dialami oleh Finka.
Meskipun bekerja sebagai wirausaha, ia terkadang merasakan dampak kerugian akibat kemacetan ini.
Apalagi saat janjian dengan rekan kerja untuk membicarakan urusan pekerjaan di pusat Kota Bandung.
Baca juga: Ceritakan Pengalaman di Bandung, Kapolda Babel: Basmi Geng Motor