TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Demo para buruh di depan kantor Wali Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, sempat memanas dengan aksi membakar ban akibat kekecewaan pengunjuk rasa, Jumat (17/1/2025) sore.
Selain diwarnai aksi dorong-dorongan dengan petugas Satpol PP dan kepolisian, asap tebal hitam pekat pun mengepung bangunan kantor pusat Pemerintahan Kota Tasikmalaya.
Mereka kecewa karena tak diakomodasinya upah minimum sektoral tingkat kota/kabupaten (UMSK) oleh Pj Gubernur Jawa Barat dan dalam aksinya tak ditemui oleh Pj Wali Kota.
Koordinator Lapangan Aksi sekaligus Ketua Serikat Buruh KASBI Migas Kota Tasikmalaya, Gandung Cahoyono, mengaku hanya UMSK Kota Tasikmalaya saja yang tak diakomodasi, sedangkan daerah lainnya sesuai dengan usulan.
Baca juga: Target Wali Kota Terpilih: Ingin Kantor Gubernur Dedi Mulyadi di Tasik dan Semua Siswa Dapat MBG
Karena itu, para buruh beraksi mempertanyakan kepada Pj Wali Kota. Namun, Pj Wali Kota tak menemui para pengunjuk rasa.
"Terkait ini hanya UMSK Kota Tasikmalaya saja yang tidak diakomodasi, daerah lain mengajukan malah sudah diakomodasi. Kami ingin tahu alasannya kenapa?" jelas Gandung, Jumat sore.
Dengan keputusan itu, lanjut dia, para buruh di Kota Tasikmalaya tak akan mendapatkan hak yang semestinya pada tahun ini, terutama para buruh di sektor unggulan dan strategis yang membantu program pemerintahan dan sektor lainnya.
"Padahal, kalau mengacu aturan pusat sudah ditetapkan," ujarnya.
Mereka menilai Pemerintah Kota Tasikmalaya telah abai dan tak mengawal serius sumber kesejahteraan para buruh selama ini.
Para buruh menuntut Pemerintah Kota Tasikmalaya merekomendasikan UMSK Kota Tasikmalaya segera diakomodasi.
"Pemkot Tasikmalaya telah abai, soalnya hanya Kota Tasikmalaya saja yang tak merekomendasikan UMSK ke tingkat pemerintah lebih atas," kata dia.
Para pedemo pun semakin memanas tatkala Pj Wali Kota Tasikmalaya, Asep Sukmana, tak menemui pengunjuk rasa sesuai tuntutan mereka.
Aksi pun mendapatkan pengawalan ketat petugas Kepolisian, TNI, dan Satpol PP.
Dalam aksi ini tak ada korban saat aksi dorong-dorongan, tetapi bangunan Balai Kota diselimuti asap tebal hitam pekat saat mereka membakar ban.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang