Editor
KOMPAS.com - Kebakaran terjadi di rumah tempat produksi petasan di Desa Lobener Lor, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Senin (20/1/2025).
Kebakaran tersebut awalnya dilaporkan pukul 16.29 WIB. Sebanyak tiga unit armada kebakaran langsung diterjunkan ke lokasi kejadian.
Kasi Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran Dinas Satpol PP dan Damkar Indramayu, Upi Supiyatno, mengatakan tidak mudah untuk memadamkan api.
Berulang kali armada pemadam kebakaran harus hilir mudik mengisi ulang air dalam tangki untuk menyemprotkan air.
Baca juga: Kebakaran di Dago Bandung, 8 Rumah Hangus, Lansia Alami Luka Bakar
“Kemungkinan sudah sekitar sembilan tangki kami habiskan,” ujar Upi Supiyatno dikutip dari Tribun Jabar.
Upi menyampaikan, bahan baku pembuatan petasan yang ada di dalam membuat proses pemadaman sulit dilakukan.
Api terus menyembur dari dalam drum-drum yang ada di dalam rumah. Di dalamnya diduga terdapat banyak bahan baku petasan.
Belum lagi lokasi rumah yang terbakar memiliki akses yang sempit karena berada di dalam pemukiman warga.
Dalam upaya pemadaman pun, disampaikan Upi, petugas harus berhati-hati dan waspada, mengingat kebakaran tersebut disertai dengan suara letupan ledakan.
Baca juga: Penyintas Ceritakan Suasana Mencekam Saat Kebakaran 8 Rumah di Bandung
Suara tersebut yang terus terdengar selama proses pemadaman. Beruntungnya intensitas letupan itu tidak terlalu besar.
Karena itu, butuh waktu sekitar lima jam bagi untuk bisa memadamkan api. Api padam sekitar pukul 21.20 WIB.
Terakhir, disampaikan Upi, petugas mencoba menggunakan pasir untuk memadamkan api.
Cara tersebut cukup efektif, api pun bisa segera dipadamkan. Dalam melakukan pemadaman, petugas Damkar turut dibantu anggota TNI-Polri.
"Kami coba pakai pasir, selain disemprot air," ujar dia.
(Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Rumah Tempat Produksi Petasan Terbakar Hebat di Indramayu, Butuh 5 Jam Padamkan Api, Penulis: Handhika Rahman | Editor: Seli Andina Miranti)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang