Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga Tasikmalaya Terserang Penyakit Misterius, Gejala Mirip Chikungunya tetapi Dites Negatif

Kompas.com, 22 Januari 2025, 20:15 WIB
Irwan Nugraha,
Krisiandi

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 37 warga di Desa Kamulyan dan Gunajaya Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga terserang penyakit misterius dengan gejala demam tinggi, pusing disertai nyeri sejak Senin (20/1/2025) sampai Rabu (22/1/2025). 

Dugaan awal petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya yang jemput bola memeriksa ke rumah warga seperti chikungunya, tapi saat dirapid tes hasilnya negatif. 

Kepala Puskesmas Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Mia Shopia, mengaku laporan dari pemerintah desa itu langsung diperiksa ke lapangan oleh tim surveilans. 

Di lokasi warga yang terserang penyakit itu ditemukan beberapa sarang jentik nyamuk. 

Baca juga: PKG Prabowo-Gibran di Tasikmalaya Tinggal Pelaksanaan, Dinkes Siapkan RS Rujukan

"Namun, hasilnya secara pemeriksaan menyeluruh hasilnya belum keluar. Dugaan awal mirip chikungunya, tapi hasil rapid tes negatif. Kami tidak mau gegabah berspekulasi ini kan harus berdasarkan pemeriksaan medis," jelas Mia saat dikonfirmasi wartawan, Rabu. 

Mia menambahkan, semua warga yang terserang penyakit itu mengalami gejala yang sama. 

Sampai saat ini, petugas lapangan masih menelusuri kepastian jenis penyakit yang menyerang puluhan warga secara serentak tersebut. 

Baca juga: Kata Warga soal Anggaran Rp 1,4 Miliar untuk Mobil Dinas Wali Kota Terpilih Tasikmalaya

Namun, upaya sosialisasi untuk hidup bersih dan membersihkan genangan air di lingkungan warga terus dilakukan. 

"Kita masih dalami jenis penyakitnya apa," ungkap dia. 

Kepala Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya, Jajang Jamara mengatakan, adanya puluhan warga yang serentak terserang penyakit sesuai laporan awal ketua RT dan RW setempat. 

Bahkan, ada beberapa warga dengan penyakit gejala itu yang kesulitan berdiri karena demam disertai nyeri otot. 

"Sampai hari ini (Rabu, 22/1/2025) tercatat ada 37 warga yang sakit di dua desa. Kami terus berkoordinasi dengan Puskesmas Manonjaya," kata dia. 

Baca juga: Kota Tasikmalaya Berstatus UHC, Mudahkan Cek Kesehatan Gratis Prabowo-Gibran bagi Masyarakat

Seluruh warga yang terserang penyakit tersebut telah mendapatkan pelayanan medis oleh tim dari dinas kesehatan yang datang ke tiap rumah pasien. 

Namun, Jajang mengaku di wilayah itu pernah ada riwayat terserang penyakit chikungunya beberapa tahun lalu. 

"Kalau penyebabnya belum pasti, kita sedang menunggu penjelasan hasil pemeriksaan medis," ujar dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau