TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 37 warga di Desa Kamulyan dan Gunajaya Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga terserang penyakit misterius dengan gejala demam tinggi, pusing disertai nyeri sejak Senin (20/1/2025) sampai Rabu (22/1/2025).
Dugaan awal petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya yang jemput bola memeriksa ke rumah warga seperti chikungunya, tapi saat dirapid tes hasilnya negatif.
Kepala Puskesmas Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Mia Shopia, mengaku laporan dari pemerintah desa itu langsung diperiksa ke lapangan oleh tim surveilans.
Di lokasi warga yang terserang penyakit itu ditemukan beberapa sarang jentik nyamuk.
Baca juga: PKG Prabowo-Gibran di Tasikmalaya Tinggal Pelaksanaan, Dinkes Siapkan RS Rujukan
"Namun, hasilnya secara pemeriksaan menyeluruh hasilnya belum keluar. Dugaan awal mirip chikungunya, tapi hasil rapid tes negatif. Kami tidak mau gegabah berspekulasi ini kan harus berdasarkan pemeriksaan medis," jelas Mia saat dikonfirmasi wartawan, Rabu.
Mia menambahkan, semua warga yang terserang penyakit itu mengalami gejala yang sama.
Sampai saat ini, petugas lapangan masih menelusuri kepastian jenis penyakit yang menyerang puluhan warga secara serentak tersebut.
Baca juga: Kata Warga soal Anggaran Rp 1,4 Miliar untuk Mobil Dinas Wali Kota Terpilih Tasikmalaya
Namun, upaya sosialisasi untuk hidup bersih dan membersihkan genangan air di lingkungan warga terus dilakukan.
"Kita masih dalami jenis penyakitnya apa," ungkap dia.
Kepala Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya, Jajang Jamara mengatakan, adanya puluhan warga yang serentak terserang penyakit sesuai laporan awal ketua RT dan RW setempat.
Bahkan, ada beberapa warga dengan penyakit gejala itu yang kesulitan berdiri karena demam disertai nyeri otot.
"Sampai hari ini (Rabu, 22/1/2025) tercatat ada 37 warga yang sakit di dua desa. Kami terus berkoordinasi dengan Puskesmas Manonjaya," kata dia.
Baca juga: Kota Tasikmalaya Berstatus UHC, Mudahkan Cek Kesehatan Gratis Prabowo-Gibran bagi Masyarakat
Seluruh warga yang terserang penyakit tersebut telah mendapatkan pelayanan medis oleh tim dari dinas kesehatan yang datang ke tiap rumah pasien.
Namun, Jajang mengaku di wilayah itu pernah ada riwayat terserang penyakit chikungunya beberapa tahun lalu.
"Kalau penyebabnya belum pasti, kita sedang menunggu penjelasan hasil pemeriksaan medis," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang