BANDUNG, KOMPAS.com - Kebakaran melanda tiga pabrik tekstil di kawasan Industri Kampung Sadang, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat terbakar, Kamis (30/1/2025). Video kebakaran tersebut tersebar di media sosial.
Dalam video tersebut terlihat kepulan asap hitam membubung tinggi, sementara petugas pemadam dan warga berusaha memadamkan api.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) dan Penyelamatan Kabupaten Bandung, M. Dani, mengatakan bahwa informasi yang didapatkannya menyebutkan kebakaran terjadi pukul 16.30 WIB.
Baca juga: Kerugian dari Kebakaran Glodok Plaza Diperkirakan Capai Rp 90,9 Miliar
"Kami kurang lebih 10 menit sudah datang ke lokasi. Ternyata saat datang ke lokasi, api sudah terlalu besar karena pabrik ini," kata Dani dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Tiga pabrik tersebut antara lain pabrik benang, pabrik produksi lem, dan pabrik kain.
Untuk memadamkan api, Disdamkar Kabupaten Bandung menurunkan seluruh unit ke lokasi.
Baca juga: Kurang dari 48 Jam, 3 Kebakaran Hebat Terjadi di Berau, Puluhan Rumah Hangus
Selain armada pemadam dari Kabupaten Bandung, pihaknya juga sudah meminta bantuan pemadam dari wilayah Kota Cimahi dan Kota Bandung.
"Mudah-mudahan kami juga sedang meminta bantuan ke Kota Bandung dan Cimahi," tuturnya.
"Semua unit yang ada di Kabupaten Bandung sudah sampai di lokasi, mudah-mudahan tepat waktu kami bisa memadamkan titik-titik api yang semakin besar," tambahnya.
Dani menerangkan bahwa selama proses pemadaman, petugas mengalami kesulitan mengakses sumber air bersih.
Baca juga: Seorang Perempuan di Situbondo Tewas Terjebak Kebakaran
"Menjadi kesulitan kami, sumber air jauh, harus ke Sumbersari. Kami maksimalkan petugas dan armada supaya api tidak menyentuh pabrik yang lain," jelasnya.
Adi menambahkan, salah satu petugas mengalami luka bakar saat berupaya memadamkan api.
"Ada petugas kami juga yang kena, saking panas suhu di lokasi, petugas kami mengalami panas sampai kulitnya melepuh," ujarnya.
Hingga saat ini, pihaknya belum bisa memastikan asal sumber api.
"Dari mana sumber api, belum bisa investigasi api titiknya, cuma apinya dari kecil jadi besar," kata Adi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang