BANDUNG, KOMPAS.com – Kepala Badan Geologi M Wafid mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan longsor di pemukiman BSPS Dusun Purwasari, RT002 RW008, Desa Cimara, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Menurut Wafid, karakteristik tanah pelapukan yang sarang dan mudah luruh saat terkena air menjadi salah satu penyebab utama.
Faktor lainnya adalah kemiringan lereng yang cukup terjal, pemotongan lereng yang tidak sesuai kaidah geoteknik, saluran drainase yang buruk, serta hujan berintensitas tinggi dalam waktu lama.
Baca juga: Polisi Kerahkan Kendaraan Antipeluru Saat Gerebek Pusat Judi dan Narkoba di Bengkulu
Sebagai langkah mitigasi, Badan Geologi merekomendasikan evakuasi masyarakat terdampak ke lokasi yang lebih aman. Wafid juga menyarankan agar pengembangan pemukiman tidak dilakukan di bawah area longsoran atau di sekitar tebing curam.
"Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng, seperti pemotongan lereng yang tak sesuai dengan kaidah geologi teknik dan tak melakukan penebangan pohon besar sembarangan," ujar Wafid dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).
Selain itu, ia meminta agar saluran drainase ditata dengan baik untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah. Jika muncul retakan di sekitar lereng, perlu dilakukan penutupan dan pemadatan untuk mencegah air masuk dan memperparah kondisi tanah.
Baca juga: Judi hingga Narkoba Picu Lonjakan Putus Sekolah dan Perceraian di Rejang Lebong Bengkulu
Masyarakat juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengenali tanda-tanda pergerakan tanah, seperti mata air yang mendadak keruh, munculnya rembesan air bercampur lumpur, serta perkembangan retakan di bagian atas lereng.
Sebelumnya, sebuah video amatir yang merekam detik-detik rumah warga ambruk akibat longsor di Dusun Purwasari viral di media sosial.
Dalam video tersebut, empat rumah ambles ke bagian tebing hingga tak lagi tampak. Beberapa warga yang menyaksikan peristiwa itu sempat berteriak histeris dan menjauh dari lokasi longsor.
Longsor terjadi pada Sabtu (18/1/2025) petang, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang