Mengapa Komunitas Ojol di Sukabumi Akan Demo, Mogok Massal Hari Ini?

KOMPAS.com - Komunitas ojek online (ojol) di Sukabumi akan melakukan aksi mogok massal pada hari ini, Senin (17/2/2025).

Apa alasan di balik aksi ini dan bagaimana rencana demo dari komunitas ojol di Sukabumi? Berikut rangkumannya.

Apa yang Melatarbelakangi Aksi Mogok Ini?

Menurut Hendra Mulyadi (50 tahun), Ketua Ojol All for One Sukabumi, aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap rekan-rekan ojol yang melakukan demonstrasi di Jakarta.

"Dalam pertemuan tersebut, kami telah mencapai kesepakatan (untuk melakukan) offbit massal pada hari Senin (17/2/2025), offbit massal untuk semua transportasi," ujar Hendra dalam keterangannya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/2/2025) malam.

Baca juga: Ojol Sukabumi Akan Mogok Massal, Demo Hari Ini, Tolak Sistem Aceng dan Slot

Apa yang Dikeluhkan oleh Para Pengemudi Ojol?

Para pengemudi ojol menolak layanan Aceng di Gojek dan Slot di Grab. Menurut mereka, sistem ini memberatkan dan tidak menguntungkan pengemudi.

"Alasan offbit adalah masalah layanan Aceng di Gojek dan Slot di Grab, yang mengenakan tarif tidak manusiawi ke ojol, (kemudian) potongan komisi aplikator yang besar, belum biaya-biaya lain yang tidak pro ke driver,” papar Hendra.

Selain itu, mereka juga menolak sistem suspend yang dinilai terlalu lama dan merugikan pengemudi yang terkena sanksi tanpa kejelasan.

Baca juga: Pengemudi Ojol dan Penumpang Tewas Diseruduk Truk Tronton di Banyumas

Bagaimana Rencana Aksi Ini Akan Dilaksanakan?

Pada Senin (17/2/2025), para pengemudi ojol Sukabumi berencana berkumpul di Lapang Merdeka Kota Sukabumi.

Aksi offbit ini direncanakan berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.00 WIB.

Namun, bagi pengemudi yang memilih tetap beroperasi, mereka tidak akan dipermasalahkan.

Meski demikian, mereka diimbau untuk tidak mengenakan atribut aplikasi guna menghindari potensi gesekan di lapangan.

"Bagi rekan-rekan yang onbit tidak akan dipermasalahkan, (dimohon) bisa untuk menghargai yang melakukan offbit dengan cara tidak memakai atribut aplikator dan menonjolkan diri yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," kata Hendra.

(Penulis Kontributor Sukabumi Kompas.com: Riki Achmad Saepulloh)