BANDUNG, KOMPAS.com - PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ) bakal melakukan evaluasi besar-besaran terhadap pengelolaan obyek wisata Hibisc Fantasy Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Direktur PT JLJ, Angga Kusnan, mengatakan, evaluasi Hibisc Fantasy Puncak ini merupakan bentuk sikap Jaswita atas kepedulian terhadap lingkungan.
"Jaswita memiliki prinsip pariwisata berkelanjutan dengan memperhatikan tata kelola lingkungan yang baik. Maka, kami selaku manajemen anak perusahaan Jaswita yang baru, akan mengevaluasi secara serius," ujar Angga saat dihubungi, Rabu (5/3/2025).
Jaswita akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap pengelolaan obyek wisata dan melakukan kajian lingkungan secara mendalam.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tegur Istri Wali Kota Bekasi karena Menginap di Hotel Saat Warga Kebanjiran
"Kami akan melakukan evaluasi besar-besaran dan melakukan kajian ulang agar kehadiran obyek wisata yang bertujuan keberlanjutan lingkungan tidak malah membuat resah masyarakat," kata Angga.
Sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat, Jaswita tegak lurus menaati perintah Gubernur Dedi Mulyadi untuk mengevaluasi pembangunan dan pengelolaan wisata.
"Pada prinsipnya, JLJ akan kooperatif melaksanakan perintah Pak Gubernur untuk mengevaluasi Hibisc Puncak. Selama ini, kami sangat kooperatif kepada pemerintah maupun masyarakat," tutur Angga.
"Kami juga sangat terbuka jika ada masukan atau kritikan yang baik untuk menjaga keberlanjutan," katanya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bakal Sidak Puncak: Keselamatan Warga atau Kesenangan Orang Didahulukan?
Hibisc Fantasy memiliki 200 pekerja yang didominasi oleh masyarakat lokal dari Desa Tugu.
Imbas dari evaluasi ini, Hibisc terpaksa harus merumahkan sementara 150 orang karyawan yang bergerak di operasional.
"Per hari ini juga kami terpaksa untuk merumahkan 70 persen karyawan. Sisanya, masih ada karyawan yang bekerja untuk maintenance. Ini terpaksa kami lakukan karena kami serius mau evaluasi secara besar-besaran," ucap Angga.
Untuk diketahui, proyek pembangunan Hibisc Fantasy Puncak ini sudah dimulai sejak 2022 lalu.
Jaswita mendapat izin pengelolaan lahan kebun teh yang sudah tidak produktif dari PTPN untuk dimanfaatkan sebagai destinasi wisata.
"Jadi, memang amdal dan sebagainya sudah keluar sejak tahun 2022. Saat itu Jaswita masih dikelola oleh direksi lama. Barulah tahun 2024, saya selaku direksi yang baru melanjutkan dari apa yang sudah ada," tutur Angga.
Baca juga: Imbas Banjir Bogor, Dedi Mulyadi Akan Evaluasi Tempat Wisata di Puncak
Jaswita mendapat izin pengelolaan lahan dari PTPN seluas 21 hektar.
Dari luasan itu, Jaswita hanya memanfaatkan kurang dari 2 hektar lahan untuk pembangunan obyek wisata.
"Sampai saat ini pun kami masih terus mengevaluasi apa yang menjadi kekurangan dan melaksanakan upaya-upaya yang harus dibenahi," ucapnya.
Sedikitnya, Hibisc Fantasy menyuguhkan 30 wahana menarik dan menantang untuk anak-anak hingga wahana ekstrem untuk orang dewasa seperti Turbo Drop, Bianglala, dan Rainbow Slide.
"Dengan prinsip lingkungan, di kawasan itu kami membatasi adanya bangunan permanen. Kami juga sengaja tidak menggunakan beton dan memilih menggunakan paving blok agar tetap ada resapan air," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang