Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Ada Penyiksaan, Eks Pemain Sirkus OCI: Libur Diajak ke Pantai, Belanja, Rekreasi

Kompas.com, 25 April 2025, 14:10 WIB
Afdhalul Ikhsan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Rifa’i (66), mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), angkat suara terkait tuduhan penyiksaan yang dialamatkan ke sirkus tempatnya dulu bernaung.

Ia membantah keras kabar tersebut dan menyebut apa yang terjadi sesungguhnya adalah bentuk pendisiplinan, bukan kekerasan.

“(Pendisiplinan) dengan omongan aja, 'kamu harus rajin latihan, enggak boleh males-malesan.’ Jadi suasananya pun enjoy, menyenangkan,” ujar Rifa’i saat ditemui di Taman Safari Indonesia (TSI), Bogor, Kamis (24/4/2025).

Baca juga: Pengakuan Eks Pemain Sirkus OCI yang Kini Jadi Keeper Harimau: Tak Ada Penyiksaan

Rifa’i merupakan salah satu pemain sirkus senior yang pernah tampil bersama OCI sejak 1979 hingga 1990.

Kini, ia mengabdi sebagai penjaga harimau di TSI, lokasi yang juga menjadi markas OCI saat itu.

Baca juga: Taman Safari Indonesia Bantah Isu Bunker Penyiksaan, Sebut Bangunan Itu Rumah Pendiri Sirkus OCI

Pria asal Tegal itu menceritakan awal mula dirinya bergabung. Ia bukan langsung menjadi pemain, melainkan memulai karier sebagai pedagang asongan di kantin OCI yang menjajakan makanan dan minuman ringan.

Etos kerjanya yang dinilai tekun menarik perhatian Toni Sumampau, pelatih OCI sekaligus pendiri TSI.

Baca juga: Bangunan Eks Tempat Tinggal Pemain Sirkus OCI Disebut Bunker Penyiksaan, Ini Penampakannya

“Jadi saya kerja sama beliau, dibimbing pemain sirkus. Ya di challenge-nya emang selalu kita latihan, kan disiplin. Tiap hari latihan, apa yang kita lakukan untuk show itu sudah dilatih,” kata dia.

Rifa’i dengan tegas menolak klaim yang menyebut ada kekerasan fisik atau penyiksaan terhadap pemain sirkus. Ia menekankan, latihan dilakukan secara teratur dan manusiawi.

“Saya cukup akrab juga sama mereka (eks pemain sirkus korban penyiksaan). Saya juga ikut bantu latihan, kan ya setiap hari. Jadi nggak ada kejadian disiksa, dipisahkan dari keluarga,” katanya.

Menurut dia, suasana latihan pun diatur agar kondusif dan demi keselamatan para pemain itu sendiri.

“Bentuk pendisiplinnya kalau yang saya lihat pakai aturan, jadi harus fokus. Kan kita latihan bareng-bareng. Ya kita ikuti aturan, kan demi keselamatan kita juga, jadi dengan pendisiplin itu kita jadi aman,” imbuhnya.

Salah satu isu yang ramai dibicarakan adalah dugaan bahwa para pemain sirkus sempat dikurung di kandang harimau.

Rifa’i menilai tuduhan itu mengada-ada dan tidak masuk akal.

“Nggak ada. Kan kandang harimau kan pas-pasan (kecil). Jadi kalau dia bilang dimasukin situ, kan harimau nggak nyaman. Kalau ada orang nggak dikenal, gelisah dia, pasti teriak gitu harimaunya. Jadi nggak mungkin itu (pemain sirkus) dimasukin ke kandang,” tegasnya.

Soal kehidupan sehari-hari di mess OCI, Rifa’i mengaku semuanya berjalan normal. Para pemain mendapat makanan yang cukup dan waktu istirahat yang layak.

“Normal-normal aja sih. Latihan juga sewajarnya dan mereka juga rasanya senang begitu. Tiap libur pun mereka bisa rekreasi, hari Senin kan libur latihan, diajak ke pantai, ke mal, belanja-belanja, biasa aja,” ucapnya.

Kini, meskipun tak lagi tampil di panggung sirkus, Rifa’i masih berada di lingkungan yang sama.

Ia bekerja bersama dua rekan lainnya sebagai penjaga harimau, dan atraksi hewan tersebut digelar bergiliran dengan pertunjukan sirkus.

Sebelumnya diberitakan, delapan mantan pekerja sirkus OCI, mendatangi Wakil Menteri HAM Mugiyanto pada Selasa (15/4/2025).

Mereka mengadukan terkait eksploitasi, penyiksaan, dan tindakan tidak manusiawi yang dilakukan oleh pemilik OCI dan TSI.

Founder OCI sekaligus Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau membantah tudingan tersebut.

Sementara, Vice President Legal & Corporate Secretary Taman Safari Indonesia, Barata Mardikoesno, menegaskan persoalan ini tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia.

“Langkah hukum ini nanti akan diambil oleh OCI. Taman Safari Indonesia tidak ada hubungannya dengan persoalan ini, bisnisnya memang terpisah,” tegas Barata. (Kontributor Bogor Afdhalul Ikhsan|Editor: Irfan Maullana)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau