Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Program Kirim Siswa ke Barak TNI Direspons Positif, Dedi Mulyadi: Ribuan Orangtua Ingin Titipkan Anaknya

Kompas.com, 6 Mei 2025, 12:03 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa program pendidikan berkarakter yang digagasnya untuk menangani siswa bermasalah mendapat respons positif dari orangtua.

Dalam pernyataannya, Dedi menyebutkan banyak orangtua yang meminta agar anak-anak mereka bisa ikut serta dalam program yang melibatkan TNI tersebut, dengan harapan anak-anak mereka dapat lebih disiplin.

"Permintaannya sudah ribuan hanya ingin titipkan anaknya ke gubernur, bupati, dan wali kota untuk dibantu peningkatan disiplinnya (anak)," ujar Dedi seusai menghadiri acara di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Senin (5/5/2025) malam.

Baca juga: Dedi Mulyadi Buka Baju Saat Rayakan Persib Juara Liga 1, Warganet: Gubernur Aing Dedi Mercury

Program pendidikan karakter ini dilaksanakan di dua daerah, yaitu Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung.

Di Kabupaten Purwakarta, program ini diikuti oleh 39 siswa SMP yang dititipkan di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha.

Sementara itu, di Kota Bandung, program ini melibatkan 279 siswa SMA di Rindam III Siliwangi.

"Untuk tahap pertama hanya 350. Akan tambah fasilitas jadi 500. Orangtua hari ini pengen semuanya nitipin anaknya," kata Dedi.

Program pendidikan ini juga mencakup siswa laki-laki berperilaku gemulai dan siswi tomboi, yang akan dilatih oleh anggota TNI untuk meningkatkan disiplin mereka.

Baca juga: Saat Video Dedi Mulyadi Dijadikan Orangtua Menakuti Anaknya agar Tak Nakal...

"Ada dua kan kategorinya, anak perempuan seperti laki-laki, anak laki-laki seperti perempuan. Itu ada kasusnya," tutur Dedi.

Setelah menyelesaikan program untuk siswa bermasalah, Dedi berencana untuk meluncurkan program serupa bagi orang dewasa.

Mereka yang kerap berbuat onar akan dilatih oleh TNI, dan setelah lulus, akan diarahkan untuk mendapatkan pekerjaan.

Dia menjelaskan, program ini bertujuan untuk mencegah orang dewasa terjerumus lebih dalam ke dalam kejahatan yang semakin serius jika tidak dibina dengan baik.

"Ini beresin dulu, kalau sudah beres saya akan menggarap yang dewasa, yang bikin onar enggak bisa dihukum kalau tidak pidananya ringan masuk lapas divonis enam bulan asalnya nyuri ayam nanti jadi nyuri sapi," katanya.

Terkait pendanaan program ini, Dedi menyebutkan bahwa untuk tahap awal akan menggunakan dana operasional dari kepala daerah.

Baca juga: Eri Cahyadi: Surabaya Pernah Punya Program Pendidikan Militer Ala Dedi Mulyadi

Namun, untuk tahap selanjutnya, anggaran akan dialokasikan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat yang telah menyiapkan dana sebesar Rp 6 miliar.

"Teknis-teknis saya tangani waktu awal. Tapi karena jumlahnya semakin besar, maka anggarannya ada di dinas pendidikan. Itu untuk komponen ada seragam, makan, minum, honorarium pelatih," ucap Dedi.

"Karena itu cadangan baru digunakan berapa belum tahu. Itu dicadangkan bila ada lonjakan yang sangat besar. Nanti dihitung per siswanya berapa," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau