Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan Kontrakan Sempit Isi 13 Orang, Dedi Mulyadi Ingin Gencarkan Program KB Ala Soeharto

Kompas.com, 7 Mei 2025, 16:02 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Krisiandi

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi jumlah penduduk yang terus meningkat.

Ia menegaskan bahwa bonus demografi yang seharusnya menjadi berkah, dapat berpotensi menjadi bencana jika tidak dikelola dengan baik.

Dalam pidatonya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Provinsi Jawa Barat di Bale Jaya Dewata, Rabu (7/5/2025), Dedi menekankan perlunya menghidupkan kembali Program Keluarga Berencana (KB) yang sempat populer di era Presiden Soeharto.

Baca juga: Tantang Pihak yang Mengkritiknya soal Siswa ke Barak, Dedi Mulyadi: Yuk Selesaikan!

"Orang harus mengerti hak dan kewajibannya. Maka saya menyampaikan pada mereka, yang memiliki ekonomi yang berat maupun yang kaya, bisa dua-duanya sama, segera lakukan program Keluarga Berencana (KB). Ini di era Pak Harto, program ini booming-nya luar biasa," ujar Dedi.

Dedi menjelaskan bahwa Menteri Haryono Suyono, yang menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada masa Presiden Soeharto, hingga kini masih sering memberikan pandangan terkait program tersebut.

Baca juga: Dedi Mulyadi Balas Sindiran Bapak Tiri: Jalan Kabupaten Rusak Itu Tanggung Jawab Bupati

Ia mengingatkan bahwa bonus demografi bisa menjadi keberkahan atau kehancuran, dan menyoroti pentingnya perencanaan dalam menghadapi peningkatan jumlah penduduk.

Selama kunjungannya ke berbagai daerah di Jawa Barat, Dedi menemukan fakta mencengangkan.

Ia menceritakan pengalaman menemui satu rumah yang dihuni oleh 21 orang, serta sebuah kontrakan yang diisi oleh 13 orang tanpa ruang kamar tidur.

"Sudahlah saya nih tukang keliling Jawa Barat, saya menemukan, ada satu rumah isinya 21 orang. Ada satu kontrakan isinya 13 orang, hanya satu kamar mandi dan tidak ada kamar tidur, kontrakan dengan harga Rp 400.000, isinya 13 orang, pasangan itu punya 11 anak," ungkapnya di hadapan kepala daerah se-Jawa Barat.

Baca juga: Muncul Fenomena Baru di Media Sosial: Anak-anak Takut “Dijemput” Dedi Mulyadi

Dedi juga menegaskan pentingnya perencanaan yang matang, meskipun ia percaya adanya Dzat yang Maha Kuasa.

Ia menyampaikan bahwa banyak warga yang meminta bantuan untuk biaya pengobatan dan perbaikan rumah yang rusak.

Namun, ia mengingatkan bahwa tidak semua penyakit dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

"Oleh sebab itu, saya berharap seluruh warga berpikir dan bersikap rasional. Setelah program Keluarga Berencana terkendali, saya ingin sistem lingkungan harus segera digunakan. Kesehatan warga harus dijamin dengan pola hidup yang sehat," tutup Dedi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Pencarian Korban Longsor Arjasari Resmi Dihentikan, Dilanjutkan Relawan Tiga Hari
Pencarian Korban Longsor Arjasari Resmi Dihentikan, Dilanjutkan Relawan Tiga Hari
Bandung
Tanggul Hotel di Puncak Bogor Longsor, 3 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi
Tanggul Hotel di Puncak Bogor Longsor, 3 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau