GARUT, KOMPAS.com - Agus (55), kakak kandung korban ledakan amunisi TNI AD atas nama Rustiwan, mengaku bahwa posisi peledakan dilakukan di pesisir pantai agar dekat dengan air laut untuk penjinakan mesiu di mortir atau peluru.
Agus bersama adiknya selama ini selalu dipanggil petugas TNI untuk membantu pemusnahan berbagai jenis amunisi ringan, sedang, dan berat di Garut serta beberapa kota lainnya.
"Jadi kenapa itu dekat laut peledakannya, supaya dekat dengan air laut untuk disiramkan ke mesiu supaya ledakannya tak terlalu besar. Jadi supaya mesiu sebagian hancur," kata Agus di RSUD Pameumpeuk, Garut, Selasa (13/5/2025).
Saat kejadian, kata Agus, dirinya tidak ikut bersama adiknya saat pemusnahan karena sedang ada keperluan keluarga.
Baca juga: Baru Berdinas 12 Hari, Mayor Anda Meninggal dalam Ledakan Amunisi di Garut
Namun, setiap kali menghancurkan amunisi, dirinya mengetahui detail protap atau langkah-langkah TNI dalam proses pemusnahan.
Biasanya, Agus dan adiknya selalu membuat lubang besar di pasir pesisir pantai dengan warga lainnya yang bekerja sama dengan TNI.
Lalu, mortir atau peluru biasanya disiram terlebih dahulu dengan air asin laut serta dicek terlebih dahulu apakah mesiunya sudah hancur sebagian atau tidak secara kasat mata.
"Nah, saat sudah dipakai air asin, mortir yang sudah disiram itu, lalu dimasukkan ke lubang dengan cara ditumpuk secara hati-hati. Lalu, dipasang detonator untuk peledakan jarak jauh," kata dia.
Namun, menurut Agus, rupanya pemasangan detonator mengalami masalah dan menyebabkan ledakan di lubang penuh amunisi yang belum waktunya.
"Itu risiko pekerjaan kami. Mungkin itu ledakan ada detonator yang dipasang belum saatnya meledak, sudah meledak duluan, dan petugas masih di dekat lokasi lubang," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut pada Senin (12/5/2025) pagi.
Kejadian itu menewaskan 13 orang, terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 orang warga sipil asal daerah setempat.
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Seluruh Jenazah Korban Ledakan Amunisi Garut Segera Diserahkan ke Keluarga
Ledakan diduga akibat detonator penghancur yang dipasang untuk meledakan amunisi tersebut meledak duluan saat masih dipasang di sebuah lubang besar penghancur dekat pesisir pantai.
Adapun 9 jenazah warga sipil sesuai rilis TNI AD adalah Agus Bin Kasmin, Ipan Bin Obur, Anwar Bin Inon, Iyus Ibing Bin Inon, Iyus Rizal Bin Saepuloh, Toto, Dadang, Rustiwan, dan Endang, warga Cibalong dan Pameumpeuk, Garut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang