PURWAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengumumkan kebijakan larangan mengadakan wisuda, perpisahan mewah, dan study tour bagi siswa di Jawa Barat.
Kebijakan ini diambil sebagai langkah untuk menurunkan jumlah peminjam pinjaman online (pinjol) yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Dedi mengungkapkan bahwa Jawa Barat menempati peringkat tertinggi di Indonesia dalam hal jumlah pinjaman online.
Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut PP Tunas Bisa Hentikan Remaja Pakai Nama Palsu di Medsos
Oleh karena itu, ia bertekad untuk mengurangi penggunaan pinjol di provinsi ini.
"Jadi pinjol itu salah satunya konsumsinya adalah konsumsi kegiatan untuk anak-anaknya, beli HP, bayar motor, kemudian juga perpisahan, study tour, dan berbagai kegiatan lainnya yang menguras ekonominya," kata Dedi usai sosialisasi PP Tunas dan Literasi Digital untuk Anak dan Remaja bersama Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Viada Hafid, di SMA Negeri 2 Purwakarta, Rabu (14/5/2025).
Dedi menambahkan bahwa banyak orangtua yang terpaksa mengambil jalan pintas dengan meminjam uang dari pinjol.
Selain itu, ia juga mencatat maraknya praktik peminjaman uang melalui bank emok, bank Pancasila, hingga bank keliling.
"Nah ini PR bagi seorang gubernur, yang kayak bu menteri tadi, harus punya tangan yang kokoh untuk segera mengubah paradigma yang orang Jawa Barat itu sudah lama terbiasa, sebuah kebudayaan kajen teuing tekor asal sohor. Artinya walaupun dia berutang, yang penting di luar kelihatan kaya," ujar Dedi.
Baca juga: Dilaporkan ke Komnas HAM, Dedi Mulyadi: Seharusnya yang Lapor Orangtua Siswa Barak Militer
Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat dapat mengubah pola pikir dan mengurangi ketergantungan pada pinjaman yang dapat membahayakan kondisi keuangan mereka.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang