Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Pendidikan di Barak Militer, Satu Peleton Pimpinan Mark Malah Raih Hadiah Rp 20 Juta

Kompas.com, 20 Mei 2025, 16:36 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Mark Stevi Hadulu (17), siswa dari SMA Negeri 10 Kota Bogor, berhasil meraih juara dua terbaik dan juara harapan dua dalam lomba defile yang diadakan dalam rangka Upacara Hari Kebangkitan Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat, pada Selasa (20/5/2025).

Prestasi ini dicapai setelah Mark memimpin peletonnya yang terdiri dari 30 siswa selama dua minggu menjalani pendidikan di barak militer, sesuai dengan program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Lomba defile merupakan kegiatan yang melibatkan baris-berbaris dalam bentuk parade atau defile, yang diselenggarakan untuk memperingati acara tertentu.

Baca juga: Cerita Fajril saat Dididik di Barak Militer: Dulu Pecandu Game, Kini Jadi Lebih Disiplin dan Berprestasi

Mark menyatakan bahwa penghargaan yang diraih merupakan hasil kerja sama dan komunikasi yang baik antarpeserta selama pendidikan di barak militer.

"Kita memang sudah kompak dari awal datang. Walaupun beda-beda kota, beda-beda sekolah, tapi kita satu barak, satu kamar, akhirnya bisa dekat satu sama lain dan kelompok kita juga paling semangat, paling rapi," ungkap Mark saat ditemui di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Selama menjalani masa penggemblengan di barak militer, Mark dan anggota pletonnya mendapatkan pengetahuan keterampilan baris berbaris dari para pelatih.

Beberapa anggota pleton bahkan sudah memiliki dasar Pengetahuan Baris Berbaris (PBB), sehingga mereka saling mengajarkan satu sama lain.

"Beberapa ada yang sudah punya dasar, jadi kita saling ngajarin yang tahu biar kita bisa kompak. Kita murni belajar baris berbaris di sana," ujar Mark.

Total hadiah yang diraih pletonnya dari dua penghargaan tersebut mencapai Rp 20 juta, dengan rincian Rp 15 juta untuk juara dua terbaik dan Rp 5 juta untuk juara harapan dua.

Sering nongkrong dan pulang larut malam

Mark juga menceritakan alasan dirinya mengikuti pendidikan di barak militer.

Ia mengungkapkan bahwa orangtuanya mendaftarkannya karena kebiasaannya yang sering pulang larut malam setelah nongkrong bersama teman-temannya.

"Suka nongkrong di luar. Jadi pulang sekolah nongkrong sampai malam. Tapi saya juga ada rasa kepengin ikut, kepengin coba pengalaman baru," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa selama di barak militer tidak ada unsur kekerasan.

Baca juga: 2 Pekan Digembleng di Barak Militer, Christover Makin Yakin Jadi Tentara

Menurutnya, semua pelatih bersikap baik, meskipun ada hukuman fisik yang diterima, ia percaya hal tersebut memiliki manfaat untuk meningkatkan fisik peserta.

"Enggak ada sama sekali (kekerasan). Pelatihnya baik sekali. Memang ada yang susah diatur tapi enggak sampai main kekerasan fisik. Paling kalau ada yang susah dibilangin suruh jalan jongkok. Tapi, di balik hukuman yang diberikan ternyata baik juga untuk kita buat fisik kita," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau