Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tebing Setinggi 50 Meter di Gemulung Tonggoh Cirebon Longsor, Sejumlah Rumah Rusak

Kompas.com, 23 Mei 2025, 15:57 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Krisiandi

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Longsor tebing yang terjadi di Blok Rambut Kasih, Desa Gemulung Tonggoh, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Kamis (22/5/2025) siang, telah menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah warga.

Lima rumah yang terletak paling dekat dengan tebing mengalami keretakan serius, sementara tanah di sekitar lokasi masih terus bergerak.

Pantauan Kompas.com di lokasi, longsor tersebut membuat tembok belakang sebagian rumah warga retak dengan ukuran bervariasi.

Keretakan ini terjadi setelah tebing yang berjarak sekitar 15 hingga 20 meter di belakang rumah warga ambruk.

Baca juga: Akses Jalan Putus akibat Longsor, Warga Krayan Meniti Tebing

Mani Sumarni, Ketua RT setempat, memperkirakan longsor kali ini memiliki panjang sekitar 25 meter dengan kedalaman mencapai 50 meter hingga mendekati dasar Sungai Sikanci.

Sumarni mengungkapkan, kejadian tersebut membuat warga panik dan berlarian menjauh dari titik longsor.

"Kemarin, saat ada yang mau membuang sampah di samping rumah, tiba-tiba ada suara gemuruh dan langsung longsor tebing ini. Warga berlarian menjauh karena takut longsornya semakin besar," ujar Sumarni saat ditemui di dekat rumahnya.

Baca juga: Update Banjir dan Longsor di Pegunungan Arfak: 15 Korban Tewas, 4 Belum Ditemukan

Sejak Jumat pagi hingga siang, Sumarni membantu warga yang terdampak, termasuk membongkar dua kandang kambing dan memindahkannya ke lokasi yang lebih aman.

Sebagai Ketua RT, Sumarni telah melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah desa dan meminta agar dilakukan antisipasi serta mitigasi untuk penanganan, mengingat longsor semakin meluas dan hujan masih turun.

Agus Saefudin, Kepala Desa Gemulung Tonggoh, menyatakan bahwa musibah longsor dengan skala besar ini merupakan kejadian pertama setelah beberapa tahun terakhir.

Longsor serupa yang mengakibatkan warga mengungsi terakhir kali terjadi pada tahun 2017.

Agus menambahkan bahwa kejadian ini membuat warga merasa panik dan khawatir.

Beberapa di antara mereka memilih untuk pindah ke rumah keluarga yang lebih aman, sementara yang lainnya tetap tinggal meskipun merasa takut.

Baca juga: Viral Pembacokan dengan Celurit, Polres Cirebon Tangkap 3 Remaja, Ingatkan Kriminalitas

"Longsor ini tidak terjadi saat hujan deras, melainkan beberapa jam setelahnya. Air yang deras meresap diduga membuat titik paling dekat dengan tebing rentan ambruk hingga akhirnya longsor," jelas Agus.

Agus menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah camat dan tim BPBD Kabupaten Cirebon untuk penanganan musibah ini.

Ia juga akan mengeluarkan himbauan kepada warga agar senantiasa waspada dan berhati-hati.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau