Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Dendi Irmawan Korban Longsor Tambang Cirebon, Sang Ayah Seharusnya Libur Saat Kejadian

Kompas.com, 31 Mei 2025, 17:16 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Lirih suara keluarga mengenang Dendi Irmawan (45). Kebaikan serta petanda sebelum pergi silih berganti dilontarkan dari sanak keluarga yang ditinggalkan. 

Tak ada yang tersisa, selain kenangan yang dibawa keluarga usai pemakaman Dendi. Setelah dikebumikan, satu per satu kerabat dan sanak saudara mengucap duka pada keluarga. 

Di kediaman almarhum di Kampung Sukasari, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, air mata nyaris tak pernah berhenti mengalir. Hampir semua datang berbekal duka yang mendalam.

Diketahui, Dendi menjadi salah satu korban bencana longsor di area pertambangan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 09.30 WIB. 

Baca juga: Tim SAR Masih Cari 11 Orang Dalam Longsor Galian C di Cirebon

Anak kedua Dendi, Fitria Nuraini (15) mengatakan, jenazah ayahnya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (31/5/2025). 

Jenazah almarhum, kata Fitria, diberangkatkan dari Kabupaten Cirebon pada pukul 01.00 WIB, dan tiba di rumah duka pukul 03.00 WIB. 

"Tadi udah dimakamin 09.00 WIB pagi. Selesai autopsi di RS jam 01.00 WIB malam dan sampai rumah ke sini jam 3an subuh," katanya ditemui di pemakaman. 

Fitria mengungkapkan, dia dan sang kakak yang meminta almarhum dimakamkan di Cimenyan. Keputusan tersebut, agar dia dan keluarga bisa menziarahi.

"Dimakamkan di sini karena kemauan aku dan kakak, karena kalau di sana Cirebon mah nanti jauh. Lagian keluarga bapak mah banyaknya di sini," ucapnya. 

Dia menceritakan, informasi awal terkait kepergian sang ayah diterimanya pada Jumat pukul 12.00 WIB. Kabar tersebut lebih dulu datang ke kakaknya Sendi Irawan (24).

Saat itu, kata Fitri, sang kakak meminta  dirinya mendoakan bapaknya karena tak ada kabar terkait sang ayah usai terjadi longsor.

Baca juga: 3 Anjing Pelacak Diterjunkan Bantu Proses Pencarian Korban Longsor di Cirebon

Usai mendapatkan kabar pasti, lanjut Fitria, keluarga tidak menyangka Dendi turut menjadi korban peristiwa tersebut. Setelah mengetahui informasi tersebut sang kakak langsung berangkat ke Cirebon. 

"Saya tahu infonya dari kakak, katanya ngasih tau doain bapak, soalnya belum pasti. Terus gak lama ketahuan jadi korban dan meninggal dunia."

"Pas denger itu, syok aja, gak nyangka. Soalnya saya lagi di rumah dan mama lagi kerja masak di sekolah Cendikia," ujarnya.

Dendi, sambung Fitria, bekerja di Cirebon sejak tahun 2019. Kemudian menikah dengan seorang wanita di Cirebon.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau