Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Ojol Cirebon Sambut Rencana Kenaikan Tarif, tapi Minta Transparansi

Kompas.com, 1 Juli 2025, 15:29 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Rencana Kementerian Perhubungan menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8 hingga 15 persen disambut baik sejumlah pengemudi di Cirebon. Mereka berharap kebijakan tersebut berpihak pada pengemudi dan diiringi transparansi dari pihak aplikator.

Triyas Muhamad Purnawarman, Koordinator Aliansi Ojol Cirebon Bersatu, mengaku hingga kini belum menerima pengumuman resmi terkait kenaikan tarif, baik dari Kementerian Perhubungan maupun pihak aplikator.

Informasi soal kenaikan tarif, kata dia, baru diketahui dari sesama komunitas ojol di berbagai daerah.

Baca juga: Kenaikan Tarif Ojol Direspons Warga Bogor: Berat tapi Tetap Dipakai

“Hari ini atau dua hari ini, orderan food naik. Yang tadinya food Rp 7.500–8.000, sekarang menjadi Rp 15.000. Slot-nya, yang tadinya Rp 7.000 sekarang menjadi Rp 13.000. Tapi kami juga bingung, apakah ini sistem yang error, atau memang sudah ada kenaikan. Kami belum tahu,” kata Triyas saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/7/2025).

Ia menilai belum ada kejelasan karena belum ada pengumuman resmi dari pemerintah maupun aplikator. Triyas mengatakan, dirinya dan rekan-rekannya masih menunggu detail aturan terkait kenaikan tarif tersebut.

Meski demikian, ia menyambut positif rencana tersebut, asalkan benar-benar membawa dampak terhadap kesejahteraan pengemudi.

“Kami sambut baik kabar kenaikan tarif ini, mudah-mudahan kenaikan ini awal kesejahteraan ojol di Indonesia. Tetapi harus dicatat, aplikator harus transparan kepada driver,” tegas Triyas.

Baca juga: Diklakson saat Bonceng Tiga, Dua Pemuda Keroyok Pengemudi Ojol di Jambi

Sementara itu, Andre, Ketua Komunitas Ojol Motorider Caruban Nagari (MCN), juga menyebut adanya perubahan nilai tarif pada layanan pengantaran makanan.

“Untuk tarif makanan, yang biasanya jarak 4 Km Rp 9.000, nah kemarin pengantaran jarak 2,2 Km Rp 15.500. Saya belum tahu itu error sistem atau bagaimana. Sampai saat ini belum ada sosialisasi soal kenaikan tarif benar atau tidaknya. Kami juga masih nunggu dari pihak kantor Grab-nya,” ucap Andre saat dihubungi Kompas.com, Selasa siang.

Menurut Andre, kebijakan tarif ojol seharusnya diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi pengemudi sebagai pihak yang langsung terdampak. Ia meminta pemerintah dan aplikator menyampaikan aturan secara terang dan terbuka agar bisa diawasi bersama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau