BANDUNG, KOMPAS.com – Sejumlah Bobotoh meminta aparat keamanan untuk tidak hanya menindak praktik parkir liar yang sempat viral karena tarif tinggi di sekitar Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tetapi juga menyisir titik-titik lain yang masih aktif.
Sebelumnya, parkir liar di sekitar SJH sempat mematok tarif hingga Rp 100.000 untuk mobil dan Rp 50.000 untuk sepeda motor. Saat ini, aparat TNI dan Polri sudah berjaga di sejumlah titik untuk mencegah praktik serupa terulang.
Namun, beberapa lokasi parkir liar masih beroperasi dan memasang tarif Rp 20.000 untuk kendaraan roda dua. Hal ini dikeluhkan para suporter yang datang menyaksikan laga Piala Presiden 2025.
"Iya kemarin denger ada yang matok harga parkir yah. Kacau itu mah kebangetan, tapi saya lihat sekarang mah sudah ada," kata Rangga Perkasa (25), Bobotoh asal Ciwidey, saat ditemui di depan SJH, Selasa (8/7/2025).
Rangga meminta petugas juga menindak lokasi parkir liar yang saat ini masih memasang tarif tinggi.
"Kalau mau jangan nindak yang kemarin aja. Itu parkir motor Rp 20 ribu kalau bisa diturunkan. Soalnya harga di dalem kan Rp 10 ribu, cuma pasti penuh kayanya," ucapnya.
Pantauan di lapangan, beberapa lahan di sekitar stadion masih digunakan untuk parkir sepeda motor, dengan tarif bervariasi. Sementara itu, lahan yang sempat digunakan untuk parkir dengan tarif Rp 100.000 kini hanya digunakan pengunjung rumah makan.
Panitia sendiri telah menyediakan area parkir resmi di dalam stadion. Kendaraan roda empat diarahkan masuk melalui gerbang utara, sedangkan roda dua ke area selatan stadion.
Indra Permana (34), Bobotoh asal Ciumbuleuit, Kota Bandung, mengaku tetap memilih parkir di luar area stadion meski harus membayar lebih mahal.
Baca juga: Jukir Liar di Medan Disemprit, Barcode Parkir Kini Jadi Senjata
"Iya saya parkir di sini aja. Gimana lagi, kalau di dalem, nanti suka susah ke luar atau pulangnya. Jadi suka lama, dan saya putuskan parkir di sini aja," ungkap Indra.
Meski mengaku ikhlas membayar Rp 20.000, ia tetap menyesalkan adanya oknum yang mengambil keuntungan sepihak.
"Iya kemarin denger ada lahan parkir yang mematok harga. Katanya motor Rp 50 ribu dan mobil Rp 100 ribu. Menurut saya itu gak baik, jadi menguntungkan pribadi yang punya lahan parkir," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang