Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Bogor Buka Sekolah Rakyat, Fasilitas Gratis untuk Anak Keluarga Miskin

Kompas.com, 11 Juli 2025, 16:24 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bogor akan meluncurkan program Sekolah Rakyat pada pertengahan Juli 2025, bertepatan dengan awal tahun ajaran baru.

Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang terancam putus sekolah, dengan menyediakan pendidikan gratis, berasrama, serta kurikulum berbasis pengembangan karakter.

"(Sekolah Rakyat) ini tempat belajar gratis, fleksibel, dan ramah untuk anak-anak dari latar belakang sulit ekonomi," kata Bupati Bogor Rudy Susmanto melalui keterangannya, Jumat (11/7/2025).

Dua lokasi telah disiapkan untuk pelaksanaan tahap awal. Untuk jenjang SMP, kegiatan belajar mengajar akan berlangsung di Sentra Terpadu Inten Suweno, Karadenan, Cibinong. Sementara jenjang SMA dipusatkan di Sentra Terpadu Galih Pakuan, Kecamatan Ciseeng.

Baca juga: Dimulai 14 Juli 2025, Lebih dari 9.700 Siswa Akan Ikut Sekolah Rakyat

Selain itu, dua lokasi tambahan di Jasinga dan Cariu tengah disiapkan sebagai perluasan program.

Rudy menjelaskan, konsep Sekolah Rakyat mengacu pada model pendidikan berasrama atau boarding school sesuai arahan Kementerian Sosial. Kurikulumnya tidak hanya mencakup pelajaran umum, tetapi juga pelatihan kepemimpinan, keterampilan hidup, kesehatan dan gizi, nasionalisme, serta pembentukan karakter.

"Putus sekolah bukan akhir cerita. Sekarang ada harapan baru untuk anak-anak yang sempat terhenti pendidikannya. Mudah-mudahan dua-duanya bisa berjalan," ucap Rudy.

Ia menegaskan, program ini adalah bentuk nyata kemerdekaan dalam pendidikan dan menjadi upaya memberikan harapan baru bagi anak-anak dari latar belakang sulit.

Baca juga: 63 Sekolah Rakyat Akan Beroperasi Pertengahan Juli 2025

"Program ini diharapkan mampu mengurangi kesenjangan pendidikan dan menciptakan ruang tumbuh yang aman serta mendidik," tambah Rudy.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor Farid Ma’ruf menyampaikan, sebanyak 67 siswa telah lolos seleksi dan verifikasi, terdiri dari 50 siswa SMA dan 17 siswa SMP. Seluruhnya terdata sebagai keluarga miskin ekstrem.

"Mereka telah melalui proses seleksi dan verifikasi berdasarkan data resmi keluarga miskin ekstrem yang dihimpun Dinas Sosial Kabupaten Bogor," kata Farid.

Farid menyebutkan, proses pembelajaran akan dibagi ke dalam dua rombongan belajar (rombel) agar pendampingan dan pengembangan karakter siswa bisa lebih maksimal.

"Ini bukan sekadar pendidikan, tetapi upaya membangun masa depan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem," ujarnya.

Sekolah Rakyat merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto yang dirancang untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas. Sekolah ini akan dilengkapi dengan asrama untuk siswa dan guru, serta fasilitas belajar modern.

Dengan peluncuran ini, Pemerintah Kabupaten Bogor menyatakan komitmennya memberikan akses pendidikan yang setara, memberdayakan keluarga miskin, dan mencetak generasi muda yang tangguh serta berkarakter.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau