Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMA Meninggal di Garut, Polisi: Diduga Bunuh Diri, Dugaan Perundungan Diselidiki

Kompas.com, 17 Juli 2025, 11:34 WIB
Eris Eka Jaya

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kepolisian Resor Garut telah melaksanakan olah tempat kejadian perkara untuk menyelidiki lebih lanjut soal kematian seorang pelajar SMA negeri di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang hasilnya diduga karena bunuh diri.

"Diduga bunuh diri," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Joko Prihatin, Rabu (16/7/2025), dikutip dari Antara.

Joko mengatakan, kepolisian sudah mendapatkan informasi adanya seorang pria status pelajar SMA negeri di Garut yang meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya, Senin (14/7/2025).

Adanya laporan itu, kata dia, membuat jajarannya langsung bergerak menurunkan Tim Inafis melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk kepentingan proses penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga: Siswa SMA Garut Bunuh Diri karena Tidak Naik Kelas dan Diduga Di-bully

"Kami kerahkan tim Inafis untuk kami lakukan olah TKP," katanya.

Ia menjelaskan hasil olah TKP tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dan lebih mengarah dugaan bunuh diri dengan cara gantung diri.

Namun, untuk penyebab pelajar usia 16 tahun itu gantung diri, kata dia, saat ini sedang dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan mengumpulkan barang bukti dan keterangan sejumlah pihak, termasuk keluarganya.

"Penyebab gantung dirinya kami lakukan penyelidikan," katanya.

Terkait pelajar tersebut gantung diri karena menjadi korban perundungan di sekolah, kata dia, dugaan itu belum dapat disimpulkan, pihaknya masih akan terus menyelidiki lebih lanjut.

"Belum bisa menyimpulkan karena kami harus lakukan penyelidikan," katanya.

Baca juga: Siswa Meninggal Diduga Bunuh Diri di Garut, Kemendikdasmen Turunkan Tim Telaah Utuh

Sebelumnya, seorang pria pelajar kelas X ditemukan tewas gantung diri di rumahnya.

Kejadian itu kemudian ramai dan menjadi perbincangan di media sosial karena diduga korban perundungan di sekolah.

Kasus tersebut mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Garut untuk menangani kasus tersebut, termasuk meminta penjelasan dari pihak sekolah tempat korban belajar.

Pihak sekolah membantah adanya perundungan terhadap korban, tetapi sekolah membenarkan bahwa anak tersebut tidak naik kelas karena ada tujuh nilai mata pelajaran yang tidak tuntas.

Baca juga: Dedi Mulyadi Tangani Kasus Siswa SMA Garut Bunuh Diri karena Tak Naik Kelas dan Bully

Sebelum diputuskan tidak naik kelas, pihak sekolah juga sudah memberitahukan kepada orangtuanya untuk menjadi perhatian terkait prestasi belajarnya dan meminta untuk segera menyelesaikan mata pelajaran yang belum tuntas.

Kontak Bantuan

Bunuh diri bisa terjadi disaat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau