Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Kepala Daerah Bolehkan Study Tour, Dedi Mulyadi Singgung Anak Jadi Obyek Ekonomi dan Material

Kompas.com, 27 Juli 2025, 06:34 WIB
Eris Eka Jaya

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyayangkan keputusan sejumlah bupati dan wali kota yang kembali mengizinkan sekolah menggelar kegiatan study tour, meskipun disertai sejumlah catatan pembatasan.

Menurut Dedi Mulyadi, menjadikan pelajar sebagai obyek untuk mendongkrak angka kunjungan wisata daerah merupakan langkah keliru.

Ia menilai pendekatan semacam itu tidak memiliki dasar akademis maupun moral.

"Menjadikan anak sekolah sebagai obyek ekonomi sama saja dengan memperlakukan siswa sebagai material yang dieksploitasi demi keuntungan ekonomis, sedangkan pendidikan itu harus terbebas dari nilai-nilai yang bersifat eksploitatif," ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima *Kompas.com*, Sabtu (26/7/2025).

Karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap melarang kegiatan study tour di lingkungan sekolah.

Baca juga: Pemkot Bandung Tak Larang Study Tour, Farhan: Kota Ini Terbuka, Masuk Boleh, Keluar Pun Boleh

Kebijakan ini juga sejalan dengan pelarangan lainnya, seperti penjualan LKS dan seragam oleh pihak sekolah, yang berpotensi menjadikan siswa sebagai sumber keuntungan.

Sebagai solusi, Dedi mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk lebih fokus menata daerah wisatanya, mulai dari aspek kebersihan, estetika, hingga kenyamanan infrastruktur.

"Kalau ingin meningkatkan kunjungan wisata, pemerintah daerah harus menata kebersihan, estetika daerahnya. Tidak boleh lagi ada bangunan kumuh, sungai-sungai harus bersih dan tertata," katanya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga bangunan heritage, memberantas praktik pungli seperti parkir liar dan calo tiket, serta menciptakan sistem retribusi yang transparan dan adil bagi pengunjung.

"Kemudian juga bangunan-bangunan heritage-nya harus dijaga estetikanya. Bebaskan dari pungutan liar, dari parkir liar, calo tiket, atau kadang ada satu obyek itu ada dua tiket," tambahnya.

Baca juga: Karawang Tetap Larang Study Tour Sekolah, Hanya Bolehkan Dalam Kota

Dedi menyoroti pentingnya kualitas pelayanan wisata, termasuk pedagang yang jujur, pemandu wisata yang profesional, dan sistem keamanan yang mendukung kenyamanan pengunjung.

"Para pemandu wisatanya harus dikembangkan, dan bangun rasa aman di lingkungan tempat wisata," tuturnya.

Ia meyakini, jika daerah dibenahi dengan serius tanpa mengeksploitasi pelajar, wisatawan akan datang dengan sendirinya.

"Kalau semuanya dilakukan—daerahnya tertata, bersih, para pedagangnya jujur, tidak ada pungli, infrastrukturnya baik, dan tidak ada kemacetan panjang—jangan khawatir, wisatawan akan datang berbondong-bondong," tuturnya.

(Penulis Kontributor Bandung Kompas.com: Faqih Rohman Syafei)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau