Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Royalti Musik, Restoran di Bandung Pilih AI hingga Rekam Suara Burung

Kompas.com, 19 Agustus 2025, 20:02 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com – Para pelaku usaha restoran di Bandung mencari alternatif lain untuk menghindari royalti musik. Mereka tak ingin apa yang dialami Mie Gacoan di Bali menimpa mereka.

Seperti diketahui, Mie Gacoan akhirnya membayar Rp 2,2 miliar ke Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Sentra Lisensi Musik Indonesia (SELMI) karena diduga tidak membayar royalti sejak 2022.

Salah satu restoran yang mencari alternatif agar tetap bisa menjaga suasana tanpa melanggar aturan di antaranya Restoran Tempayan dan Hutanika.

Ada yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menciptakan lagu sendiri, ada juga yang sekadar memutar suara burung peliharaan sebagai latar.

Baca juga: Sopir Angkutan di Aceh Keberatan Bayar Royalti Musik: Kami Udah Susah

Tempayan Beralih ke Lagu Buatan AI

Restoran Tempayan Indonesian Bistro di Jalan Citarum memilih berhenti memutar musik berlisensi. General Manager Marketing & Sales Tempayan, Agung Setiadi, mengatakan keputusan ini diambil setelah menerima surat somasi dari LMK.

“Kita tiba-tiba dapat surat peringatan, tanpa ada sosialisasi sebelumnya. Akhirnya manajemen memutuskan untuk bikin lagu sendiri saja pakai AI,” ujar Agung dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (19/8/2025).

Kini, Tempayan memanfaatkan aplikasi Suno AI untuk membuat lagu orisinal.

“Kita bikin lagu sendiri, bahkan ada kata makanan juga tempayan dalam liriknya. Saat ini kami bikin playlist kurang lebih 80 lagu jadi orisinal, tidak perlu lagi bayar royalti ke siapa-siapa,” ucap Agung.

Agung menambahkan, biaya yang dikeluarkan jauh lebih ringan. Tempayan kini hanya mengeluarkan Rp 2,8 juta per tahun untuk berlangganan Suno AI, dibandingkan sebelumnya harus membayar Spotify Rp 89.000 per outlet per bulan untuk 16 outlet.

“Jadi biayanya jauh lebih ringan dan kita tetap bisa jaga ambience restoran,” katanya.

Baca juga: Soal Royalti Musik Saat Hotel Lesu, Pengusaha Aceh Minta Ditinjau Ulang

Hutanika Pilih Putar Suara Burung

Restoran Hutanika di Jalan Asia Afrika justru memilih cara berbeda.

Adit, Head of Sales & Marketing Hutanika, mengaku bingung dengan aturan royalti karena meski menggunakan platform berbayar seperti Spotify dan YouTube, pihaknya tetap menerima surat peringatan.

“Hitungannya beda-beda, ada kafe bayar segini, bar bayar segitu. Kita juga jadi bingung, apalagi enggak setiap hari restoran penuh. Kapasitas kita bisa sampai 300 orang, tapi itu pun fluktuatif,” katanya.

Lebih membingungkan lagi, kata Adit, informasi yang ia terima menyebutkan bahwa semua jenis musik bisa dikenai royalti, termasuk musik bebas hak cipta hingga suara alam.

“Katanya muter suara burung juga kena. Padahal itu suara burung dari YouTube. Akhirnya, kita rekam sendiri suara burung peliharaan owner, terus diputar di restoran,” ujarnya.

Pelaku Usaha Minta Kejelasan

Adit menegaskan bahwa pelaku usaha bukan ingin menghindari kewajiban membayar royalti, melainkan menuntut transparansi alur pembayaran.

“Kalau kayak di luar negeri, misalnya Singapura atau Amerika, sistem royaltinya jelas, terstruktur, transparan. Kalau di sini masih bingung apakah benar uangnya dibayarkan pada sasaran?” tuturnya.

Menurutnya, minimnya sosialisasi membuat banyak pengusaha kuliner akhirnya mencari solusi sendiri.

“Kita bukan menolak bayar royalti, tapi perlu ada aturan yang jelas, supaya semua pihak paham apa yang harus dilakukan,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Khawatir soal Royalti, Restoran di Bandung Pilih Pakai AI hingga Putar Suara Burung Peliharaan Owner

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau