BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan alasan penertiban ratusan bangunan liar yang berdiri di sepanjang Jalan Raya Bandung-Subang.
Menurut Dedi Mulyadi, penataan ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut sekaligus membuka kembali akses masyarakat terhadap keindahan alam di lokasi tersebut, yang selama ini tertutup oleh bangunan liar.
"Karena itu tempat usaha dan tempat usaha itu kan menutupi seluruh areal yang itu menjadi hak umum,” ujar Dedi, Jumat (22/8/2025).
Ia menilai, terhalangnya keindahan panorama alam tersebut dapat mempengaruhi sektor pariwisata.
Akibatnya, wisatawan enggan untuk berkunjung.
"Di kita ini, kalau ada laut indah, bukan pantainya yang dirawat, tetapi pantainya yang ditutup oleh bangunan sehingga orang cenderung tidak datang lagi,” kata Dedi.
Fenomena serupa, kata Dedi, terjadi di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, dan Ciater, Kabupaten Subang.
Perkebunan yang semestinya bisa menjadi daya tarik justru tertutupi kios dan bangunan liar.
"Ketika ada perkebunan yang indah, bukan perkebunan yang dirawat oleh kita, tetapi keindahan perkebunan yang ditutup oleh bangunan. Seolah-olah yang berhak mendapat keindahan itu adalah orang yang makan saja di situ. Itu kan hak publik," tutur Dedi.
Dedi menyebut, persoalan ini tidak bisa dibiarkan.
Negara, kata dia, memiliki kewajiban untuk menata ruang, sekecil apa pun masalah yang muncul.
Baca juga: Sorot Rekrutmen Mahasiswa Kedokteran, Dedi Mulyadi: Standarnya Kecerdasan, Bukan...
"Kita enggak ngomong bahwa itu kecil, itu besar. Saya bertindak sama yang besar. Tidak ada masalah," katanya.
Meski demikian, Dedi memastikan penertiban tidak akan meninggalkan para pedagang tanpa solusi.
Ia menambahkan, Pemprov Jabar telah menyiapkan kompensasi dan sedang merumuskan lokasi pengganti yang lebih layak.
"Kemudian juga tidak mengganggu orang menikmati keindahan alam yang ada di Jawa Barat," ucap Dedi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang