Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Trem Cikampek-Wadas di Karawang, Andalan Angkut Gabah Petani Tempo Dulu

Kompas.com, 8 September 2025, 07:38 WIB
Farida Farhan,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Hiruk pikuk warga Kampung Pelem, Desa Tirtasari, Kecamatan Tirtamulya, Karawang, pada Sabtu (6/9/2025) sore tampak hangat. Ada yang membeli es teh, belanja sayuran, hingga lalu lalang kendaraan di jalur Cikampek-Wadas.

Di antara keramaian itu berdiri sebuah bangunan tua yang menjadi saksi perkembangan zaman. Bangunan itu adalah Stasiun Rawagempol, salah satu stasiun besar pada jalur trem peninggalan kolonial Belanda. Meski kini sudah dibenahi, keaslian tembok bata merahnya masih terasa.

Adang (70), warga Kampung Pelem, masih menyimpan kenangan tentang kereta Cikampek-Wadas. Ia mengingat betul suasana stasiun saat masih beroperasi pada 1960-an.

"Dulu ini (area sekitar stasiun) pasar. Orangtua ibu saya pedagang beras mentah," kata Adang.

Baca juga: Sejarah Trem: Sarana Transportasi Publik yang Kini Hilang di Jakarta

Ia bercerita, lokomotif trem kala itu berbahan bakar batu bara yang kemudian berganti kayu bakar. Gerbongnya hanya tiga dengan kursi saling membelakangi. Lajunya pun pelan, namun selalu penuh, terutama saat musim panen.

"Biasanya untuk mengangkut hasil panen petani, gabah gedengan (gabah yang diikat dengan tangkainya). Dulu masih konvensional, panen setahun sekali," ujar Adang.

Adang masih mengingat nomor lokomotifnya, seperti 1004, 1008, 1001, hingga 1011 yang dianggap paling cepat. Ia juga mengenang saat warga kerap terkena asap dari corong lokomotif.

"Jalannya pelan. Beberapa anak-anak suka lompat ke irigasi dari kereta. Kalau saya tidak berani. Sering mogok, kalau mogok lama karena ketel uapnya harus dipanaskan dulu," katanya.

Stasiun Rawagempol pada lintas non operasional trem Cikampek - Wadas, Desa Tirtasari, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (6/9/2025).KOMPAS.COM/FARIDA Stasiun Rawagempol pada lintas non operasional trem Cikampek - Wadas, Desa Tirtasari, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (6/9/2025).

Baca juga: Mengintip Uji Coba Trem Otonom Bertenaga Baterai di Solo, Buatan INKA, Dilengkapi Teknologi AI

Kereta ini butuh sekitar dua jam untuk menempuh Cikampek-Wadas, berhenti di halte kecil seperti Pawarengan, Cibarengkok, Caplek, dan Karangsinom. Di Stasiun Rawagempol bahkan sudah ada telepon yang dipakai kepala stasiun untuk berkoordinasi.

Kini, jejak rel sudah hilang. Besi rel dibongkar, sebagian komponennya bahkan dicuri warga untuk dijadikan perabot rumah. Namun Stasiun Rawagempol masih berdiri, kini sering digunakan warga untuk kegiatan posyandu.

"Stasiun yang lain sudah dibongkar. Tinggal Stasiun Rawagempol ini," ucap Adang.

Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan membenarkan, Stasiun Rawagempol adalah halte pemberhentian trem Cikampek-Wadas yang sudah tidak beroperasi sejak awal 1980-an.

"Halte Rawagempol merupakan eks halte pemberhentian kereta trem di lintas Cikampek-Wadas yang bangunannya masih berdiri hingga saat ini dan tidak beroperasional sejak tahun antara 1981-1984," kata Ixfan saat dikonfirmasi, Senin (8/9/2025).

Melansir Kompas.id, jalur trem sepanjang 80 kilometer dibangun bertahap pada era kolonial Belanda, menghubungkan Rengasdengklok, Karawang, Wadas, Cikampek, hingga Cilamaya. Jalur Cikampek-Wadas sendiri sepanjang 16 kilometer dibuka pada 15 Juni 1912.

Kini, Stasiun Rawagempol menjadi pengingat betapa pentingnya trem bagi warga Karawang di masa lalu, khususnya para petani yang mengangkut hasil panen gabah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau