BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa pemerintah provinsi siap menutup sementara hingga permanen aktivitas tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, jika pengusaha tidak mematuhi ketentuan yang berlaku.
"Kami terus memantau perkembangan yang terjadi di Parung Panjang," ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Sabtu (20/9/2025).
Dedi mengungkapkan bahwa petugas kewalahan menghadapi truk-truk yang mengangkut bahan material, seperti batu, yang tidak mematuhi ketentuan jam operasional yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Bogor.
Ia menilai pelanggaran tersebut telah berdampak luas bagi masyarakat.
Baca juga: Desa di Bogor Jadi Agunan sejak 1980, Dedi Mulyadi: Kami Turunkan Inspektorat Provinsi
"Masyarakat mengalami stres, konflik sosial terjadi. Dan saya melihat bahwa para pengusaha abai terhadap apa yang menjadi ketentuan pemerintah," ucapnya.
Lebih lanjut, Dedi menambahkan bahwa infrastruktur yang baru dibangun pemerintah juga terancam rusak akibat aktivitas truk tambang.
"Jalan yang dibangun oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat yang baru beberapa hari sudah diinjak. Tentunya ini akan merusak kualitas bangunan dan menghancurkan jalan dalam waktu cepat," kata Dedi.
Ia juga menekankan bahwa proyek perbaikan jalan dan jembatan yang sedang dilakukan pemerintah Kabupaten Bogor akan sia-sia jika aktivitas tambang terus berlanjut.
Baca juga: Ancam Tutup Pengusaha Tambang Nakal di Parung Panjang, Dedi Mulyadi: Tak Ada Toleransi Lagi!
"Kalau selama pembangunan ternyata produksi terus berjalan, maka pembangunan tidak akan ada arti. Pemerintah membuang uang dengan percuma ratusan miliar jumlahnya," tuturnya.
Dedi menegaskan bahwa pemerintah provinsi tidak akan segan menjatuhkan sanksi tegas kepada pengusaha yang melanggar ketentuan.
"Karena saudara-saudara tidak mentaati apa yang menjadi ketentuan dari pemerintah, maka saya tegaskan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak segan untuk mengambil tindakan."
"Tindakannya adalah penutupan sementara selama proyek pembangunan berlangsung atau penutupan permanen," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang