BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kali ini, siswa SD dan SMK di Desa Neglasari menjadi korban setelah diduga menyantap buah dalam paket MBG yang terdapat belatung.
“Keterangan mereka, katanya di buah itu ada belatungnya. Ya kami kaget, kok bisa menu MBG itu di buah yang dikonsumsi anak ada belatungnya. Untuk sampelnya sudah diambil sama petugas buat diuji di Labkesda,” ungkap Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah saat ditemui, Rabu (24/9/2025).
Baca juga: 364 Siswa Keracunan MBG di Cipongkor, Bupati Jeje Tetapkan KLB
Keracunan bermula ketika empat siswa SMK Karya Perjuangan mendatangi pusat penanganan keracunan di GOR Kecamatan Cipongkor, siang hari. Mereka mengaku mengonsumsi menu MBG yang berisi ayam goreng tepung, tahu kecap, serta buah stroberi dan melon pada pukul 09.30 WIB.
Hanya 30 menit setelah menyantap makanan, gejala keracunan seperti mual, muntah, dan pusing mulai dirasakan siswa.
“Kami sebetulnya pagi sempat istirahat, sekitar jam 11.30 datang siswa dari SMK Karya Perjuangan. Ternyata mereka keracunan MBG juga,” terang Yuyun.
Jumlah siswa yang terpapar terus bertambah hingga menembus ratusan. Kondisi darurat memaksa petugas kesehatan mengevakuasi pasien ke berbagai lokasi, termasuk GOR Desa Sarinagen, masjid, hingga Poned Puskesmas Cipongkor.
Baca juga: Ungkap Penyebab Keracunan Massal MBG di Cipongkor, Dedi Mulyadi: Makanan Itu Basi!
Personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat juga diterjunkan untuk mendirikan tenda darurat menampung korban.
“Jumlahnya belum bisa kami pastikan berapa, karena masih terus bertambah. Kami juga kekurangan cairan infus, obat-obatan untuk mual dan muntah, serta oksigen dan velbed,” tutur Yuyun.
Hingga Rabu sore, korban keracunan dilaporkan sudah mencapai lebih dari 200 orang. Sampel makanan tengah diperiksa untuk memastikan sumber pencemaran yang memicu kasus berulang ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang