Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola SPPG Akui Produksi 3.986 Porsi MBG Sebelum Keracunan di Bandung Barat

Kompas.com, 25 September 2025, 11:16 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Dapur Sayuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Neglasari mengonfirmasi bahwa mereka menyiapkan 3.986 porsi makanan yang didistribusikan ke sekolah-sekolah pada Rabu (24/9/2025).

Menu yang disajikan kepada ribuan siswa tersebut terdiri dari ayam tepung, nasi, tahu kecap, dan strawberi.

Namun, beberapa jam setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) dari SPPG Neglasari, siswa-siswi dari SMK Karya Perjuangan mulai mengeluhkan gejala keracunan.

Baca juga: Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!

Keluhan ini kemudian meluas ke siswa dari sekolah-sekolah lain, termasuk SD dan SMP, yang juga menerima menu MBG dari dapur tersebut.

"Kita ini masak kemarin itu, untuk 3.986 porsi," ungkap Fauzan, pengelola dapur SPPG Neglasari, saat ditemui di dapur pada Kamis (25/9/2025) pagi.

Ia menjelaskan bahwa dapur yang baru beroperasi sejak 19 Agustus 2025 ini memulai proses memasak pada Selasa (23/9/2025) malam, tepatnya pukul 21.00 WIB.

Menu nasi dimasak lebih dulu, dan seluruh masakan siap pada pukul 07.00 WIB sebelum dikirimkan ke sekolah-sekolah.

"Terus kemarin itu jam 10.00 WIB mobil sudah pada berangkat," lanjutnya.

Baca juga: Siswa Keracunan MBG, KemenHAM Jabar Desak SPPG Bersertifikat Higienis

Fauzan menegaskan bahwa setelah kejadian keracunan di Kampung Cipari pada Senin (23/9/2025), pihaknya telah memperketat keamanan pangan.

Seluruh proses memasak bahkan direkam sebagai bukti pertanggungjawaban jika terjadi insiden serupa. "Soalnya yang makan itu apa-apa juga semuanya di sini, staf dan karyawan juga. Bahkan kemarin juga saya sempat bikin video," tuturnya.

Ia mengaku baru mendapat kabar mengenai siswa yang mengalami keracunan sekitar pukul 10.00 WIB pada hari Rabu.

Fauzan segera mendatangi SMK Karya Perjuangan dan menemukan sebagian siswa dalam kondisi lemas. "Memang terlihat oleh saya, enggak semua gitu kang. Ada mungkin sekitar 10 orang yang memang kelihatan lemas enggak kejang atau gimana gitu," jelasnya.

Dapur SPPG Neglasari memiliki 52 pekerja dengan sistem shift, di mana 10 orang di antaranya bertugas memasak.

Fauzan menambahkan bahwa dapur ini dikelola oleh yayasan yang sama dengan dapur SPPG Cipari, yang sebelumnya juga terlibat dalam kasus keracunan makanan. "Iya betul satu yayasan," katanya.

Meskipun Pemkab Bandung Barat telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pascakejadian di Kampung Cipari, Fauzan menyatakan bahwa tidak ada instruksi untuk menutup dapur.

Ia baru menerima arahan resmi untuk menghentikan operasional sementara pada hari Kamis pagi. "Enggak ada. Hanya kalau sekarang memang kami sudah menerima arahan (untuk berhenti operasional sementara waktu)," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau