INDRAMAYU, KOMPAS.com – Pelaksanaan Pemilihan Kuwu (Pilwu) Digital serentak 2025 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, disambut antusias oleh warga, Rabu (10/12/2025).
Warga tampak memadati Tempat Pemungutan Suara (TPS) Digital sejak pagi untuk menjajal sistem pemungutan suara berbasis teknologi.
“Saya juga penasaran kaya gimana, tapi alhamdulillah lancar, kaya main HP aja gitu,” ujar Anton Rafendi (52) saat ditemui di sekitar TPS 12 Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu.
Indramayu ditunjuk sebagai pilot project pelaksanaan Pilwu Digital di Jawa Barat. Di Desa Pabean Udik, TPS Digital ditempatkan di TPS 12, yang menjadi satu dari 139 TPS digital di 139 desa yang melaksanakan Pilwu.
Baca juga: Cerita Warga Indramayu Saat Pertama Kalinya Gunakan Hak Pilih di Pilwu Digital
Warga lainnya, Ali Udin (59), bahkan rela izin kerja demi menggunakan hak pilihnya.
“Soalnya ada surat edaran juga kan dari pak Bupati untuk Desa yang menggelar Pilwu kerja diliburkan. Tapi tetap harus absen, jadi tadi pagi absen dulu ke kantor baru ke TPS,” ujarnya.
Ali menilai sistem digital lebih praktis dibanding cara konvensional.
“Memang kalau dibandingkan lebih baik cara begini, lebih transparan, praktis, mudah juga,” ungkap dia.
Ketua KPPS 12 Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu, Lia Andini, mengatakan di TPS 12 terdapat 340 warga dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
“Alhamdulillah antusias warga yang dateng itu tinggi, hanya sebagian saja. Kita sih pengennya bisa datang semua tapi sekarang juga sudah alhamdulillah hampir 100 persen,” kata Lia.
Baca juga: Bukan Kertas Lagi, KPPS Cerita Nyoblos Pakai Tablet pada Pilwu Indramayu
Menurut Lia, proses e-voting berjalan lancar karena sistem hampir menyerupai penggunaan ponsel.
“Tantangannya paling di pemilih orang tua, ada yang masih belum paham. Tapi kami sigap membantu mengarahkan bilamana ada yang belum paham,” jelasnya.
Lia menyebut sistem ini juga meminimalisir golput karena pemilih wajib memilih.
“Ini hasilnya itu langsung otomatis terekam, jadi lebih cepat, langsung tahu siapa yang dapat suara terbanyak, tapi tetap sama saja nanti kita hitung ulang lagi,” ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang