Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Desa di Jawa Barat Masih Tertinggal, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 09/03/2022, 06:40 WIB
Reni Susanti,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 18 desa di Jawa Barat masuk kategori desa tertinggal. Belasan desa tersebut berada di tiga kabupaten di Jawa Barat yakni Kabupaten Tasikmalaya, Cianjur, dan Karawang.

Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat Syahrir mengatakan, jumlah desa tertinggal tersebut sudah jauh berkurang.

"Pada 2018, di Jabar terdapat 929 desa tertinggal. Hingga akhir 2021 menyisakan 18 desa. Targetnya pengentasan desa tertinggal rampung 2022," ujar Syahrir dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Dikutip dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS), desa Tertinggal adalah desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar, infrastruktur, aksesibilitas/transportasi pelayanan umum, dan penyelenggaraan pemerintahan yang masih minim.

Baca juga: Gubernur Khofifah: Sejak Juli 2021, Jawa Timur Sudah Bebas dari Desa Tertinggal...

Selain desa tertinggal, jumlah desa berkembang juga menurun karena naik kelas menjadi desa maju dan desa mandiri.

"Saat ini desa berkembang jumlahnya mencapai 3.656, desa maju 1.232, dan desa mandiri sebanyak 98," kata Syahrir.

Meski desa-desa di Jabar terus mengalami peningkatan, laju pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya belum merata.

Faktor Penyebab

Syahrir mengungkapkan, faktor penyebab ketertinggalan desa di Jabar karena berbagai hal. Mulai dari kondisi geografi seperti letak/jarak, aksesibilitas, dan bencana alam hingga kualitas sumber daya manusia dan kegiatan perekonomian.

Untuk itu, sebaiknya Pemerintah Provinsi Jabar rutin melakukan penelitian untuk menganalisis tingkat perkembangan wilayah, ketimpangan pembangunan desa, dan faktor-faktor penyebab ketertinggalan desa.

Pemprov Jabar pun harus memberi arahan pengembangan desa tertinggal yang disesuaikan dengan karakteristik wilayahnya.

Penelitian ini dapat menggunakan populasi seluruh desa di Jabar untuk menganalisis tingkat perkembangan wilayah dan ketimpangan pembangunan.

Sedangkan untuk menganalisis faktor penyebab ketertinggalan desa menggunakan sampel desa tertinggal dengan teknik sampel purposive.

Adapun sampel responden ditentukan dengan teknik sampel kuota untuk menganalisis kepemilikan aset rumah tangga miskin.

"Tingkat perkembangan wilayah dianalisis menggunakan analisis faktor, dengan ketentuan desa yang memiliki skor faktor yang tinggi termasuk desa maju, dan seterusnya," kata dia.

Sahrir menambahkan, analisis jarak ekonomi wilayah bisa digunakan untuk menganalisis ketimpangan pembangunan.

Baca juga: Hasil Pengukuran Lahan Desa Wadas Dipaparkan, Proses Penambangan Ditarget Pertengahan 2023

Faktor-faktor penyebab ketertinggalan desa dianalisis melalui regresi linier berganda, didukung dengan penjelasan indikator desa tertinggal menurut KNPDT serta kepemilikan aset dengan pendekatan penghidupan berkelanjutan.

Dari sisi desa, mereka perlu mengikuti dinamika perubahan teknologi dan informasi berbasis digital.

"Perancangan dashboard information system menjadi elemen yang paling strategis karena akan membantu perangkat desa dalam mengambil keputusan dan mengkaji historis data desa. Media komunikasi berbasis mobile aplication layak dipertimbangan dalam pengembangan aplikasi e-Government," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com