Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pertandingan Persib vs Persebaya Setelah Foto Stadion GBLA Retak Viral

Kompas.com, 15 Juni 2022, 18:46 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Foto Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang retak-retak viral di media sosial. Lantas bagaimana nasib pertandingan Persib vs Persebaya di Piala Presiden 2022?

General Coordinator Panpel Persib Bandung, Budi Bram Rachman mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait kondisi tersebut, dan akan menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi (monev).

"Itu ada banyak masukan dari hasil monev kepolisian, pasti kita ikuti. Jadi setiap habis selesai pertandingan ada analisis dan evaluasi termasuk pengelola harus begini-begini," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Dinding GBLA Retak, Wali Kota Bandung Minta Hanya Tribune Bawah yang Dipakai

Hingga kini, pihaknya mengikuti kebijakan Pemerintah Kota Bandung yang membatasi kapasitas penonton, dengan merujuk pada aturan PPKM Level 1 yang saat ini berlaku di Kota Bandung.

Ia pun menegaskan akan melakukan evaluasi terhadap keberadaan penonton di tribune atas Stadion GBLA.

Menurutnya, pihaknya telah berupaya melakukan antisipasi di pertandingan berikutnya.

"(Evaluasi) kalau secara pertandingan lancar, meski sempat terhenti itu menjadi catatan dari penyelenggara pusat ke kita. Selain itu kita pun akan evaluasi di pertandingan berikutnya terkait keberadaan penonton di atas. Seluruh masukan dari pihak kepolisian dan pengelola akan ditindaklanjuti," katanya seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Baca juga: Tanah Gedebage Disebut Jadi Penyebab Rusaknya Stadion GBLA, Ini Kata Ahli

Hingga saat ini sesuai jadwal laga Persebaya Surabaya vs Persib Bandung tetap akan digelar di Stadion GBLA.

Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, kondisi tersebut, terjadi karena ada penurunan permukaan tanah yang sudah diprediksi.

Menurutnya, bangunan yang mengalami keretakan itu merupakan bangunan yang terpisah antara satu dan lainnya.

"Jadi memang bangunan itu berpisah. Mungkin karena penurunannya enggak bareng, terlihat seperti retak," ujarnya, Selasa (14/6/2022).

Baca juga: Persib Vs Bali United, GBLA Bersolek Jelang Piala Presiden 2022

Yana menambahkan, stadion berkapasitas 38.000 kursi penonton itu berkonsep dilatasi.

Konsep dilatasi itu menurut Yana, beberapa bangunan dibangun secara terpisah lalu disambung menggunakan garis pada sebuah bangunan yang memiliki perbedaan sistem struktur.

Hal ini yang membuat retakan-retakan terjadi di GBLA.

Namun, ia memastikan, GBLA tidak mengalami kerusakan apapun.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Stadion GBLA Alami Keretakan, Ini Tanggapan Panpel Persib, Laga Lawan Persebaya Dipindah?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau