Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Indovac Diprioritaskan untuk Konsumsi Dalam Negeri

Kompas.com, 12 September 2022, 14:28 WIB
Putra Prima Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kementerian BUMN Pahala Mansyuri memastikan, setelah uji klinis Vaksin Indovac selesai, pemanfaatannya akan diprioritaskan untuk konsumsi dalam negeri.

"Kita berharap ke depannya prioritas bisa digunakan dan diproduksi di dalam negeri karena saat ini tingkat vaksinasi booster di dalam negeri masih sekitar 26 persen," kata Pahala saat kunjungannya ke Puskesmas Dago, Bandung, Senin (12/9/2022)pagi.

Wakil Menteri Kementerian BUMN Pahala Mansyuri, bersama Deputi III Kemenko Perekonomian  Montty Giriana, serta Dirut Bio Farma, Honesti Basyir meninjau Fasilitas Uji Klinis Vaksin Indovac (Vaksin BUMN Bio Farma) di Puskemas Dago, Kota Bandung, Senin (12/9/2022).

Baca juga: Ini Keunggulan IndoVac, Vaksin Covid-19 Produksi Bio Farma

Dalam kunjungan tersebut, tengah  berlangsung Uji Klinis Vaksin Indovac untuk vaksinasi booster Covid-19.

Sementara untuk uji klinis vaksin Covid-19 dewasa (usia 18 tahun ke atas), sudah dilakukan sehingga tinggal menunggu izin edar darurat atau emergency use authorization (EUA) yang diprediksi keluar pertengah September 2022. 

Setelah uji klinis vaksin booster Indovac selesai sekitar 3 bulan ke depan, Bio Farma akan melanjutkan uji klinis vaksin Indovac untuk anak.

Ekspor

Meski memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, vaksin Indovac bisa pula diekspor ke negara-negara yang selama ini menjadi langganan Bio Farma. Untuk diketahui, saat ini sudah ada 153 negara langganan Bio farma.

"Tentunya kita melihat kemungkinan untuk digunakan khususnya di negara berkembang lainnya yang tingkat vaksinasinya masih rendah," tuturnya.

Baca juga: Ratusan Warga di Kulon Progo Antusias Ikut Vaksin Booster di Atas Kereta, Pulang Bawa Sembako

Mengenai vaksin Indovac Covid-19 untuk anak, Pahala mengungkapkan, Bio Farma saat ini masih dalam proses mengajukan izin uji klinis ke BPOM.

"Untuk vaksin anak masih mengajukan izin kepada BPOM agar bisa melaksanakan uji klinis vaksin Indovac untuk anak, remaja, serta lansia," ucap Pahala.

Pahala memastikan, hasil uji klinis vaksin Indovac yang sudah berjalan serta keberadaan fasilitas-fasilitas penunjangnya menunjukkan progress yang menggembirakan.

"Dari Dirut Bio Farma sudah melaporkan hal terkait data-data yang sudah diberikan kepada BPOM hasilnya (uji klinis) seperti apa, alhamdulillah hasilnya cukup baik dari sisi keselamatan dan kita berharap sesegera mungkin vaksin Indovac bisa digunakan di Indonesia," ungkapnya.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menambahkan, vaksin Indovac dipastikan berbeda dengan vaksin Covid-19 dari Sinovac.

Baca juga: Stok Vaksin PMK Habis sejak Agustus, Pemkab Lamongan Tunggu Kiriman Provinsi

Vaksin Indovac ini berbasis becombinan, berbeda dengan sinovac. Saat disuntikan kepada relawan uji klinis kedua (vaksin dewasa), efek yang ditimbulkan cenderung sama dengan Sinovac.

"Minimal ada efek lokal pegel-pegel dikit setelah disuntik tapi enggak ada demam. Tapi Kita optimistis bisa memenuhi persyaratan," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau