Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Patung Buddha Tidur di Vihara Buddha Dharma

Kompas.com, 31 Mei 2023, 21:06 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Vihara Buddha Darma & 8 Pho Sat yang berada di Jalan Raya Parung, Tajur Halang, adalah tempat ibadah yang menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Vihara ini terkenal karena keberadaan patung Buddha Tidur raksasa yang menyerupai patung Sleeping Buddha di Hatyai, Thailand.

Patung ini merupakan salah satu patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia dan satu-satunya di Jawa Barat, dengan panjang 18 meter dan tinggi 5 meter.

Baca juga: Ada Patung Buddha Tidur Raksasa di Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu

Dilansir dari laman depok.tribunnews.com (12/1/2023), Andrean menjelaskan bahwa tempat ibadah ini didbangun oleh Andy Suwanto Dhanujaya.

Andy Suwanto Dhanujaya adalah pendiri sekaligus pembina Vihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat.

"Pak Andy Suwanto yang memelopori berdirinya Vihara Buddha Darma & 8 Pho Sat ini pada 2006," kata Andrean, pengurus Vihara Buddha Darma & 8 Pho Sat pada Rabu (11/1/2023).

Namun pada awal pembangunannya, bentuk Vihara belum seperti ini dan patung Buddha Tidur pun belum ada.

Baca juga: Patung Buddha Tidur, Ikon Maha Vihara Majapahit di Mojokerto

Dilansir dari wartakota.tribunnews.com (16/5/2022), pembangunan patung Buddha Tidur yang menghabiskan batu kali sebanyak 15 truk dan 500 semen.

Patung Buddha tidur ini merupakan sosok Siddharta Gautama, sementara posisinya menggambarkan detik-detik wafatnya Buddha Gautama yang dalam ajaran Buddha disebut Buddha Mahaparinibbana.

Baca juga: Patung Buddha Tidur Sepanjang 3 Meter Bakal Hiasi Plaza Balai Kota Selama Perayaan Waisak di Solo

Dilansir dari laman resmi Kecamatan Tajur Halang, patung Buddha Tidur dengan posisi menghadap ke kanan, dengan kepala yang ditadah dengan telapak tangan kanan diyakini memiliki arti religi yang sangat tinggi.

Diakui pengurus vihara, patung dengan mata yang terpejam dan senyum yang terpancar di wajahnya memiliki arti, ketenangan dan kedamaian.

Sedangkan posisi Buddha tertidur ini melambangkan meditasi sang Buddha saat mendapat pencerahan.

Dilansir dari laman depok.tribunnews.com, Vihara Buddha Darma juga memiliki 8 Pho Sat yang merupakan sebutan untuk para dewa yang telah mencapai tingkatan Bodhisatva sehingga akan menjadi calon seorang Buddha

Delapan Pho Sat di Vihara ini mencakup Kuan See Iem Pho Sat, Mie Lek Pho Sat, Hie Kong Cong Pho Sat, Pho Hian Pho Sat, Kim Kong Cing Pho Sat, Biau Kiat Siang Pho Sat, Tie Kai Ciang Pho Sat, Tee Cong Ong Pho Sat dan Taysuhu Sakyumuni Ji Lay Hud.

Vihara Buddha Dharma yang berlokasi di Tajurhalang, Kabupaten Bogor dikenal karena memiliki patung Buddha Tidur raksasa yang menyerupai patung Sleeping Buddha di Hatyai, Thailand.
TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne Vihara Buddha Dharma yang berlokasi di Tajurhalang, Kabupaten Bogor dikenal karena memiliki patung Buddha Tidur raksasa yang menyerupai patung Sleeping Buddha di Hatyai, Thailand.

Terbuka untuk Wisatawan

Meski berfungsi sebagai tempat peribadatan umat Buddha, namun banyak juga wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Vihara ini.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau