Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya Siswa SD Katolik Bermain Bersama Santri Tasikmalaya Rayakan Kemerdekaan RI

Kompas.com, 15 Agustus 2023, 11:43 WIB
Irwan Nugraha,
Reni Susanti

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 200 siswa Sekolah Dasar (SD) Yos Sudarso, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, bermain bersama atau "Ulin Bareng" memperkuat toleransi beragama dengan para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilul Huda, Cicurug, Kota Tasikmalaya, Selasa (15/8/2023). 

Para siswa sekolah Katolik itu terlihat riang gembira berbaur bersama anak-anak santri seumurannya menggelar kreasi seni, makan siang bersama, dan mengikuti permainan tradisional bersama. 

Kegiatan itu dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-78 bersamaan dengan pemberian santunan antar-anak. 

Baca juga: Saat Warga Tasikmalaya Gotong Royong Sulap Jalan Jadi Lorong Merah Putih 250 Meter...

"Ini merupakan bentuk semangat toleransi antar-agama dalam mengisi HUT Kemerdekaan RI. Kami kemas dalam bentuk bermain bersama atau ulin bareng menjaga persudaraan Sekolah Katolik Yos Sudarso ke pondok pesantren," jelas Kepala SD Katolik Yos Sudarso Tasikmalaya, Margareta Yunita kepada Kompas.com dan wartawan lainnya, Selasa siang. 

Pantauan Kompas.com di lokasi, kegiatan kebersamaan lintas iman di pelataran komplek ponpes terlihat semakin cair dan menarik ketika tim dari Sakola Motekar mengajak seluruh peserta bermain permainan tradisional seperti oray-orayan dan paciwit-ciwit lutung (permainan tradisional Sunda). 

Baca juga: Modus Baru Peredaran Miras di Tasikmalaya, Jualan Keliling Kampung Pakai Vespa

Siswa-siswi SD Yos Sudarso yang sebagian besar beragama Katolik dan kebanyakan berasal dari etnis Tionghoa bermain bersama dengan para santri yang beragama muslim dan beretnis Sunda. 

Tidak hanya para siswa, sejumlah orangtua pun turut memeriahkan acara tersebut dengan menampilkan pertunjukan seni kolaborasi lintas agama dan lintas etnis. 

Para orangtua dari Gereja Katolik yang tergabung dalam kelompok Angklung Silih Asih berkolaborasi dengan Gamelan Kontemporer Ki Pamanah Rasa mengalunkan lagu-lagu daerah dan nasional menambah kemeriahan acara tersebut. 

Margareta menambahkan, selama ini toleransi beragama telah ditanamkan kepada para siswa di sekolahnya karena selama ini muridnya berasal dari semua agama. 

Sehingga sebelum kegiatan bermain bersama di pesantren, para siswa berjalan kaki dari sekolahnya menuju pondok pesantren yang berjarak 2 kilometer lebih. 

"Makanya saat menuju ke sini, para siswa-siswi SD Yos Sudarso berjalan kaki menuju komplek Ponpes Sabilul Huda sembari membawa sejumlah paket peralatan sekolah yang akan diberikan kepada para santri. Setibanya di komplek pondok pesantren, para siswa Yos Sudarso disambut dengan hangat oleh para santri dengan alunan musik salawat Hadroh," tambah Margareta. 

Margareta berharap, dengan kegiatan ini seluruh muridnya memiliki karakter unggul. Salah satunya memiliki keterbukaan keberagaman suku, agama, ras, dan budaya sesuai konteks bangsa Indonesia. 

Hal itu merupakan upaya pembentukan karakter siswa lewat pendidikan vokasional selain ilmu pengetahuan umum yang diajarkan di sekolah. 

“Sekolah harus menjadi tempat di mana anak-anak tidak hanya menambah pengetahuan, tapi membentuk karakter unggul. Momen kemerdekaan juga sangat tepat diisi dengan kegiatan persaudaraan lintas iman seperti ini," ujar Margareta. 

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Sabilul Huda Tasikmalaya, Ustaz Muhammad Al-Farouq, mengaku sangat senang mendapatkan kunjungan siswa SD lintas agama ke pondok pesantrennya. 

Kegiatan ini pun merupakan pengamalan ajaran Islam untuk membangun Ukhuwah Watoniyah yaitu persaudaraan sesama anak bangsa. 

"Kita bisa melihat, ketika anak-anak bermain bersama, tidak ada yang saling mempertanyakan suku, agama, ataupun ras. Dari anak-anak inilah kita semua perlu belajar tentang hidup berbangsa dalam keberagaman,” kata Al Farouq kepada wartawan di pesantrennya, Selasa siang. 

Dirinya pun berharap kegiatan ini lebih masif di Tasikmalaya dan dilakukan secara rutin untuk memberikan pendidikan karakter kepada seluruh anak-anak dengan latar belakang agama, ras dan suku yang berbeda. 

"Kami merasa senang menyambut anak-anak dari Sekolah Yos Sudarso bersama para pendamping. Saya harap kegiatan ini rutin dan lebih luas lagi di Tasikmalaya serta Indonesia," tandasnya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau