Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Tempuh Jakarta-Bandung 25 Menit, Jokowi: Inilah Peradaban

Kompas.com, 13 September 2023, 16:38 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dari Stasiun Halim, Jakarta, hingga Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), pada Rabu (13/9/2023) pagi.

Usai mencoba kereta cepat, Jokowi mengatakan, dia merasa sangat nyaman meski saat kereta melaju dengan kecepatan 350 km per jam.

"Saya empat kali datang ke proyek kereta cepat, tapi memang baru pertama kali mencoba," kata Jokowi, di Stasiun Padalarang, Rabu (13/9/2023).

"Nyaman, tadi pada kecepatan 350 km per jam tidak terasa sama sekali, baik saat duduk maupun saat saya berjalan sehingga ya inilah peradaban," imbuhnya.

Dia menjelaskan, KCJB sebenarnya bisa melaju dengan kecepatan hingga 380 km per jam, namun demi kenyamanan penumpang, kecepatannya dibatasi hanya mencapai 350 km per jam.

Baca juga: Momen Jokowi Sempat Kecele Saat Gol Pertama Indonesia Dianulir

Jokowi pun menilai, operasional KCJB sudah cukup baik. Dia tak membeberkan apa saja yang perlu dievaluasi dari proyek tersebut.

"Saya melihat tadi bagus," ujar Jokowi.

Diresmikan 1 Oktober 2023

Jokowi menyampaikan, kereta cepat Jakarta-Bandung rencananya akan diresmikan pada 1 Oktober 2023, namun dia menyerahkan keputusan penuh kepada pihak regulator dan operator, yakni Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

"Jangan dipikir nanti saya mengejar. Yang menentukan tetap dari manajemen kereta cepat juga tentu saja konsultasinya, Kemenhub," ucap Jokowi.

Jokowi menambahkan, setelah keamanan dan kenyamanan kereta cepat dinyatakan baik, KCJB akan diresmikan dan dibuka untuk uji coba bagi masyarakat umum tanpa tarif alias gratis.

"Tetap (gratis). Biar orang mau mencoba, masyarakat mencoba. Rasain dulu 350 km per jam seperti apa. Dari Halim sampai ke Padalarang 25 menit, kemudian kalau sampai Tegalluar berapa menit, kan harus dicoba," papar Jokowi.

Baca juga: Jajal Kereta Cepat Sebelum Peresmian, Jokowi Tiba di Stasiun Padalarang

Dia berharap, warga akan memiliki tambahan transportasi massal alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi kemacetan.

"Kita harapkan ada perpindahan dari penggunaan mobil pribadi ke kereta cepat, ke LRT, MRT, Transjakarta, sehingga kemacetan di jalan bisa dikurangi, polusi bisa dikurangi, arahnya ke situ," ungkap Jokowi.

"Karena setiap tahun kita kehilangan lebih dari Rp 100 triliun karena macet di Jabodetabek dan Bandung," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau