Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Jagung di Lebak 3.193 Ton, Capai Omzet Rp 3 Miliar

Kompas.com - 26/01/2024, 13:12 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Antara

LEBAK, KOMPAS.com - Produksi jagung di Kabupaten Lebak, Banten, tahun 2023 mencapai 3.193 ton, dengan omzet hingga sekitar Rp 3 miliar.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, Jumat (26/1/2024), di Lebak mengatakan, jumlah tersebut menurun 10.000 ton dibandingkan tahun 2022.

Menurunnya produksi jagung terjadi akibat dampak kemarau panjang atau La Nino, sehingga banyak tanaman jagung tidak tumbuh subur dan terserang hama penyakit.

Baca juga: Keluh Kesah Petani Jagung Sumbawa ke Mentan: Baru Ditanam, tapi Mati

Produksi jagung petani Kabupaten Lebak berasal dari panen seluas 1.017 hektar dan terbesar di Kecamatan Gunung Kencana.

Dari nilai transaksi penjualan sebanyak 3.193 ton itu diperkirakan lebih dari Rp 3 miliar dengan harga Rp 4.000 per kilogram dalam bentuk pipilan.

"Sebagian besar produksi jagung itu ditampung oleh perusahaan peternakan, seperti PT Charoen Phohphand di Balaraja, Jaffa di Serang, perusahaan pakan Sukabumi," kata Deni.

Menurut Deni, selama ini pertanian jagung belum menjadikan andalan ekonomi petani Kabupaten Lebak akibat terbatasnya lahan garapan masyarakat.

Baca juga: Mentan Ingin Kembalikan Kejayaan Ekspor Jagung Sumbawa dan Lombok

Petani jagung menjalin kerja sama dengan lahan milik BUMN yakni Perum Perhutani dan Perkebunan Nusantara.

Selanjutnya, Deni mengatakan, di tahun 2024 Pemkab menargetkan produksi jagung 10.000 ton, sehingga dapat mendukung program kedaulatan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

"Kami mengapresiasi petani di sini mengembangkan tanaman jagung menerapkan pola tanam tumpang sari dengan tanaman lainnya," kata Deni.

Baca juga: Kementerian Pertanian Dapat Subsidi Rp 14 untuk Tingkatkan Produksi Jagung dan Padi

Seorang petani di Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak, Sukri (55) mengaku menggarap lahan seluas satu hektar untuk ditanami jagung, menyusul curah hujan tinggi di daerah itu.

"Kami menanam jagung di lahan itu untuk memenuhi permintaan pasar Rangkas Bitung," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com