Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Kendaraan Arus Balik Terjadi di Gentong Tasikmalaya, Jalur Alternatif Singaparna Difungsikan

Kompas.com, 14 April 2024, 15:17 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Antrean kendaraan arus balik jalur Selatan Jawa Barat via Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, mulai terjadi sejak Sabtu (13/4/2024) sampai Minggu (14/4/2024) siang.

Kendaraan dari arah Jawa Tengah melewati Kota Banjar, Ciamis dan Rajapolah Tasikmalaya, terus meningkat menuju arah Gentong Tasikmalaya, Limbangan Garut hingga Nagrek Bandung.

Terlebih arus balik bersamaan dengan cuti libur lebaran dengan sebagian besar masyarakat memilih tujuan wisata ke Pantai Pangandaran, Jawa Barat.

Baca juga: Puncak Arus Balik di Terminal Amplas Medan Kemarin dan Hari Ini

Petugas Satuan Lalu Lintas Polresta Tasikmalaya pun mulai menerapkan beberapa upaya penguraian kepadatan kendaraan mulai dari rekayasa one way atau satu arah dan pengalihan arus kendaraan ke jalur alternatif via Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya-Garut Kota-Kadungora sampai ke Simpang Nagrek, Bandung.

“Jadi kita sudah melakukan beberapa upaya untuk mengurai kepadatan kendaraan dengan cara one way hingga pengalihan arus lalu lintas, sebanyak dua kali hingga siang ini,” jelas Kepala Satlantas Polresta Tasikmalaya, Iptu Dede Iskandar di Simpang Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu siang.

Menurut Dede, kepadatan arus kendaraan sudah dialihkan ke jalur alternatif Singaparna di persimpangan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya lewat jalan Cisinga.

Namun, saat kepadatan terurai di Nagrek, Bandung, arus kendaraan satu arah diarahkan kembali ke jalur Gentong.

"Jadi melihat situasi sesuai hasil koordinasi dengan Polres Garut. Kalau kepadatan terurai kita arahkan ke Gentong. Kalau kepadatan terjadi di Limbangan, Garut, kita arahkan ke Singaparna koordinasi dengan Polres Tasikmalaya," tambah Dede.

Meski kepadatan kendaraan terus terjadi, lanjut Dede, arus lalu lintas tidak terjadi kemacetan parah.

Kendaraan masih bisa bergerak melaju ke arah Bandung meski sesekali tersendat di beberapa persimpangan jalan.

“Sampai siang ini, rekayasa arus lalu lintas one way sudah dilakukan dua kali. Alhamdulillah hasilnya berjalan lancar kepadatan kendaraan bisa terkuras,” kata Dede.

Baca juga: Puncak Arus Balik di Terminal Giwangan Diprediksi Hari Ini dan Besok

Kepolisian memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada Minggu malam ini sampai Senin (5/4/2024) besok.

Pasalnya, arus balik Lebaran nantinya diprediksi akan bersamaan dengab kepulangan para wisatawan dari Pantai Pangandaran ke Bandung dan Jakarta via Tasikmalaya.

Namun, bagi para wisatawan dari Pangandaran ke arah Bandung dan Jakarta yang hendak pulang bisa ke jalur Tol Cipali lewat Ciamis, Majalengka atau Cirebon jika kepadatan arus balik di Gentong mengalami kemacetan.

“Kita memprediksi puncak arus balik akan terjadi besok. Karena hari Selasa masyarakat sudah mulai mempersiapkan untuk melakukan aktivitas pekerjaannya,” pungkasnya. (K74-12)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau