Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

Kompas.com, 10 Mei 2024, 11:09 WIB
Aam Aminullah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan PKS menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membentuk koalisi besar dalam Pemilihan Kepala Daerah Sumedang 2024.

MoU ditandatangani oleh ketiga unsur pimpinan partai politik tersebut di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumedang, Kamis (9/5/2024) sore, kemarin.

Dengan koalisi tiga partai ini, maka terbentuk koalisi besar jika merujuk pada perolehan kursi di DPRD Sumedang, yakni 25 kursi.

Di mana, Golkar sebagai partai pemenang memeroleh 10 kursi, PDI-P delapan kursi, dan PKS tujuh kursi pada Pileg Sumedang, lalu.

Baca juga: Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumedang Atang Setiawan mengatakan, gagasan koalisi besar dilandasi keinginan bersama untuk kembali mengulang sejarah kemenangan di Pilkada Sumedang tahun 2008.

"Di kami itu ada istilah Jasmerah (Jangan melupakan sejarah), ada sejarah manis Pilkada 2008. Di mana saat itu koalisi PDI-P, Golkar, dan PKS memenangkan Pilkada."

"Insha Allah sejarah itu akan kembali terjadi di Pilkada 2024," ujar Atang kepada sejumlah wartawan usai pertemuan di kantor DPC PDI Perjuangan Sumedang.

Atang menuturkan, atas dasar sejarah, dan dengan kembali terbentuknya koalisi besar ini maka peluang untuk memenangkan Pilkada 2024 juga menjadi lebih besar.

"Untuk calon bupati/wakil bupati yang akan diusung, itu nanti akan disesuaikan dengan kebijakan tiap partai."

"Nanti akan dibahas lebih lanjut oleh tim kecil yang ditunjuk oleh masing-masing partai," tutur Atang.

Sekretaris DPD Partai Golkar Sumedang, Yogie Yaman Santosa mengatakan, pada koalisi ini, kader Partai Golkar menargetkan calon bupati. Bukan, wakil bupati.

"Tapi pada prinsipnya, dengan kembali bersatunya Golkar, PDI-P, dan PKS di Pilkada ini kami optimistis bisa kembali mengulang sejarah dengan memenangkan Pilkada 2024," ujar Yogie.

Baca juga: Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Yogie menuturkan, ketiga partai politik yang telah menandatangani MoU ini tidak menutup pintu bagi partai politik lain untuk bergabung.

"Kami tentunya masih membuka diri untuk parpol lain bergabung ke dalam koalisi besar ini, kami terbuka," tutur Yogie.

Sementara itu, Sekretaris DPW PKS Jawa Barat Ridwan Solichin menggarisbawahi, koalisi ini belum sampai pada pembahasan bakal calon bupati/wakil bupati yang akan diusung.

"Tentunya dengan koalisi besar ini potensi menangnya juga cukup besar. Tapi ini belum membahas masalah pencalonan, baru sebatas kesepakatan antar-partai."

"Nanti tentu akan ada pembahasan-pembahasan lanjutan," kata Ridwan Solichin. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau