CIANJUR, KOMPAS.com - Penampakan dua ekor macan tutul di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat yang terekspos kamera trap diduga rekaman lama.
Indkasi ini berdasarkan video yang beredar melalui pesan berantai dengan titimangsa 2014/08/01.
Video berdurasi 1 menit 01 detik itu identik dengan video yang diunggah akun Instagram resmi Balai Besar TNGGP pada Sabtu (24/5/2024).
Baca juga: Pelatihan Camera Trap demi Mitigasi Konflik Macan Tutul di Sukabumi
Kepala Balai Besar TNGGP, Sapto Aji Prabowo, saat dikonfirmasi membenarkan bila video yang diunggah merupakan rekaman lama.
Kendati demikian, pihaknya tidak bermaksud menyebarkan informasi bohong. Unggahan video tersebut sebatas ilustrasi untuk menginformasikan keberadaan macan tutul yang masih eksis di dalam kawasan konservasi.
“Kesalahan saya tidak kroscek dulu, karena waktu itu posisi lagi di Jogja saat teman-teman upload di IG itu. Sebagai pimpinan saya meminta maaf,” kata Sapto kepada Kompas.com di kantornya, Kamis (30/5/2024).
Baca juga: Warga Sukabumi Lihat Jejak Kaki di Kebun, Khawatir Milik Macan Tutul
Sapto menjelaskan, pihak balai memiliki beberapa koleksi video atau rekaman terbaru perihal keberadaan atau aktivitas macan tutul yang terpantau kamera trap.
Bahkan di video terbaru pada 15 April 2024, petugas berhasil mengabadikan langsung penampakan macan kumbang yang tengah bertengger di akar pepohonan.
"Namun, video yang dipilih malah yang lama itu. Itu kesalahan kami, salah saya, mohon maaf," ujar Sapto.
"Ini menjadi pembelajaran kami untuk lebih teliti lagi terkait materi yang hendak diunggah atau diinformasikan kepada masyarakat," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, dua ekor macan tutul Jawa tertangkap kamera pengintai di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat.
Berdasarkan rekaman video yang diunggah di akun Instragam resmi Balai Besar TNGGP, terlihat kedua macan itu tengah melenggang beriringan di jalan setapak.
Pengelola TNGGP menyebutkan, populasi macan tutul di kawasan konservasi tersebut sebanyak 24 ekor berdasarkan hasil monitoring dan survei total pada 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.