SUKABUMI, Kompas.com - Tak hanya pahlawan, sosok heroik juga muncul dari orangtua yang berjuang mati-matian untuk anaknya.
Hal itu tercermin dari sosok ibu bernama Waqiah (55 tahun), warga kampung Lemah Duhur, RT 02 RW 11, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Waqiah saat ini masih berjuang merawat anaknya, Abay (17), yang mengidap penyakit cerebral palsy sejak masih bayi.
Baca juga: Kisah Afrizal, 2 Kali Sapinya Dibeli Presiden Jokowi untuk Kurban di Riau
Waqiah tak berjuang sendiri. Dia bersama sang suami, Anwar (68 tahun), yang berprofesi sebagai petani, masih terus merawat sang buah hati.
Baca juga: Kisah Rifki, Wisudawan Terbaik Unpad dengan 7 Publikasi Ilmiah di Jurnal Bereputasi
Waqiah menjelaskan, anak ke 4 dari 5 bersaudara itu, tak menunjukan perkembangan seperti bayi pada umumnya sejak usia 5 bulan.
Padahal, kehamilan Waqiah normal saat mengandung Abay. Namun, pada saat akan melahirkan, dia pernah mengalami pendarahan hebat.
“Ibu periksa ke dokter, ke mantri, ke bidan, sehat. Pas lahir, dicek rumah sakit dibawa oleh bidan desa, aparat desa, Pak RT dibawa ke rumah sakit bunut (R Syamsudin, SH), diagnosa eklampsia, enggak sadarkan diri, ibu masuk ICU dua hari dua malam. Qodarullah, ibu sehat, anaknya dismpan di inkubator lima hari. Kata dokter boleh anak ibu dibawa pulang,” kata Waqiah saat ditemuia awak media di kediamannya, Rabu (5/6/2024).
Selepas itu, Waqiah dan bayi yang baru dilahirkannya pulang. Namun, seiring berjalannya waktu, dia menyadari Abay tak menunjukkan tanda perkembangan.
Mengetahui hal itu, Waqiah membawa Abay ke rumah sakit.
“Usia lima bulan udah ketahuan, enggak bisa tengkurap. Anak ibu total enggak bisa apa-apa nyampek dua tahun. Dari bidan diinfokan harus ke rumah sakit, dibawa ke bunut. Anak ini harus terapi di dokter anak, ibu laksanakan terapi lama,” katanya.
“Usaha ibu, usaha keluarga, aparat kelurahan, puskesmas, sampai rumah sakit, nyampek Bandung ikhtiar usaha ibu laksanakan. Nyampe sekarang udah 17 tahun yang simpati sama ibu banyak,” lanjut Waqiah.
Pada tahun 2021, Abay harus menjalani operasi pengeluaran usus. Sebab, ada luka pada bagian ususnya yang mengakibatkan pembengkakan pada perut remaja berusia 17 tahun itu.
Namun usai operasi, ternyata tak memungkinkan untuk memposisikan ususnya seperti semula.
“Ada luka di ususnya kata dokter, takutnya menyebar dan ususnya pecah. Enggak bisa BAB (buang air besar) nyampai sebulan, gak bisa gerak juga, jadi radang usus (harus) dibuang, dipotong. Kata dokter, insya Allah 3-6 bulan bisa dimasukan lagi, tapi qodarullah, kondisi si Abay seperti ini. Kalau dimasukan atau dioperasi lagi, risiko tinggi,” tutur Waqiah.
Waqiah juga sering mengajak Abay untuk keluar rumah, termasuk saat perayaan hari besar seperti Idul Fitri.