Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Cianjur Tempo Dulu lewat Jendela Bumi Ageung Cikidang

Kompas.com, 13 Juli 2024, 09:23 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Bumi Ageung Cikidang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjang Kabupaten Cianjur yang genap berusia 347 tahun pada 12 Juli 2024.

Berada di tengah keriuhan kota di antara impitan pertokoan, Bumi Ageung masih kokoh berdiri dengan nuansa tempo dulu yang terawat.

Baca juga: Menengok Tradisi Lebaran Ketupat di Jember, Warga Saling Berbagi Makanan

Dibangun oleh Bupati Cianjur ke-10, Raden Adipati Aria Prawiradiredja II pada 1886, Bumi Ageung tak sebatas bangunan bersejarah, tetapi juga menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia di masa kemerdekaan.

Pada masa itu, atau rentang 1943 hingga 1945, Bumi Ageung dipakai sebagai tempat perumusan pembentukan tentara Pembela Tanah Air atau PETA yang diinisiasi Gatot Mangkoepradja.

“Karena itu, rumah ini sempat dibombardir Belanda. Tapi, hanya bagian sisi belakangnya saja yang kena. Bangunannya tetap utuh,” ungkap Raden Pepet Djohar (78) cicit R.A.A Prawiradiredja II saat berbincang dengan Kompas.com di Bumi Ageung, Kamis (12/7/2024) malam.

Menyambangi rumah ini, sembari melihat dari dekat barang-barang peninggalan yang tertata rapi di dalamnya, bak kembali ke masa silam.

Koleksi foto, hiasan dinding, alat musik, meubel, peralatan makan, dan perabotan yang umurnya ditaksir sudah ratusan tahun itu sangat menggambarkan kehidupan masyarakat Cianjur tempo dulu.

Raden Pepet Djohar (78) cicit Bupati Cianjur ke-10, R.A.A Prawiradiredja II saat menceritakan silsisah keluarga melalui foto yang terpajang di Bumi Ageung Cikidang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Raden Pepet Djohar (78) cicit Bupati Cianjur ke-10, R.A.A Prawiradiredja II saat menceritakan silsisah keluarga melalui foto yang terpajang di Bumi Ageung Cikidang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Pepet menceritakan, Bumi Ageung awalnya dibangun buyutnya itu sebagai pesanggrahan atau tempat singgah untuk beristirahat.

Namun, karena lokasinya yang berada tak jauh dari Pendopo bupati, maka RAA Prawiradiredja II juga sering menerima tamu-tamu penting di rumah ini.

Bahkan, sejumlah kebijakan strategis yang diambil sang bupati selama 48 tahun (1862-1910) menjabat itu dirumuskan dan diputuskan di Bumi Ageung.

“Tamu-tamu bangsawan dari luar negeri juga pernah ke sini, salah satunya Franz Ferdinand pada April 1893,” ujar Pepet.

“Tamu-tamu bangsawan dari luar negeri juga pernah ke sini, salah satunya Franz Ferdinand, putra mahkota Austria Hongaria di bulan April 1893,” kata Pepet.

Salah satu sudut pajangan dinding di cagar budaya Bumi Ageung Cikidang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat..KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Salah satu sudut pajangan dinding di cagar budaya Bumi Ageung Cikidang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat..

Selama kunjungannya ke wilayah Cianjur, Franz singgah di Bumi Ageung dan diajak berburu di hutan selatan Cianjur.

Sebagai tanda terima kasih, Franz menghadiahi RAA Prawiradiredja II sebuah lemari antik yang kini kondisinya masih terawat dengan baik.

Cianjur menjadi salah satu destinasi dari rangkaian perjalanan keliling dunia Archduke Franz Ferdinand Carl Ludwig Joseph Maria of Austria itu pada akhir 1800-an.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau