GARUT, KOMPAS.com - Gempa susulan masih terus terjadi pasca-gempa magnitudo 4,9 yang berpusat di Kecamatan Kertasari, Bandung, terjadi Rabu (18/9/2024) pagi.
Meski skalanya kecil, getaran gempa susulan sangat terasa. Seperti yang dirasakan Kompas.com saat berada di kantor Desa Sarimukti, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Rabu (17/09/2024) siang.
Getaran gempa susulan terasa sekitar pukul 14.55 WIB. Aparat desa yang tengah sibuk mendata rumah terdampak gempa pun langsung berhamburan keluar kantor desa.
Baca juga: Kesaksian Warga Saat Kertasari Porak Poranda Diguncang Gempa Bandung: Ada Jeritan, Rumah Ambruk
Deni SP, Kepala Desa Sarimukti, Kecamatan Pasirwangi mengungkapkan, sejak gempa pertama hingga siang ini ia dan warga sedikitnya merasakan 6 kali getaran gempa susulan.
"Sampai sekarang sudah enam kali gempa susulan," tutur dia kepada Kompas.com.
Menurut Deni, tadinya akan dilaksanakan Focus Grup Discussion (FGD) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang melakukan pendampingan Bumdes dan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di aula desa, hari ini.
Baca juga: Update Terkini Puluhan Warga Luka-luka, Rumah dan Sekolah Rusak akibat Gempa Bandung
Namun karena gempa terus terasa, acara dipindahkan ke saung kecil di samping kantor desa.
"Tadinya acaranya di aula desa di lantai satu, karena terus gempa, jadi pindah ke saung," tutur dia.
Tubagus Furqon Sofhani, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat ITB yang ditemui di Desa Sarimukti mengaku terpaksa memindahkan tempat acara karena gempa susulan terus terjadi.
"Gempa pertama itu kita di lantai atas sudah nyiapkan ruangan, terasa kuat gempanya. Setelah itu kita lihat ada peringatan BMKG akan gempa susulan, makanya kita pindah," katanya.
Meski sudah pindah ke saung di samping desa, gempa susulan masih terasa beberapa kali.
"Tadi juga ada beberapa kali gempa susulan, terakhir barusan," ungkapnya.
ITB sendiri, sudah beberapa kali menggelar FGD untuk memfasilitasi penguatan dan inovasi Bumdes Sarimukti yang jadi bagian dari program pengabdian masyarakat ITB.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang