BANDUNG, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, meminta program Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) yang dikelola Dinas Pendidikan dievaluasi.
Permintaan ini muncul setelah adanya dugaan bahwa program tersebut tidak transparan dalam proses seleksi penerimanya.
Program JFLS merupakan inisiatif dari mantan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Tujuannya, memberikan bantuan biaya pendidikan kepada masyarakat yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik yang berprestasi di bidang akademik maupun nonakademik.
Baca juga: Beasiswa untuk Mahasiswa Asal Jabar Dianggap Tak Transparan, Bey Sebut Bisa Dianulir
Bey Machmudin menginstruksikan Inspektorat dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk melakukan pemeriksaan terhadap program JFLS.
Ia juga menyatakan bahwa ada kemungkinan penerima program tersebut dapat dianulir jika ditemukan ketidakberesan.
"Kemarin kami evaluasi, jadi memang harus lebih transparan. Memang sudah pengumuman, tapi tidak menutup kemungkinan bisa dianulir atau tidak. Tapi kami melihat dalam prosesnya ada ketidaktransparanan," ujar Bey usai apel Peringatan Hari Santri Nasional di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (22/10/2024).
Baca juga: Jabar Rawan Bencana, Bey Minta Masyarakat Waspada di Musim Pancaroba
Bey menekankan, evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki program di masa depan, sehingga proses seleksi calon penerima beasiswa dapat dilakukan dengan lebih baik dan transparan.
"Bukan apa-apa, untuk perbaikan ke depan supaya yang mendapatkan itu betul-betul yang berprestasi atau membutuhkan," tambahnya.
Ia berharap, setelah evaluasi ini, masyarakat dapat mengetahui detail proses tahapan seleksi hingga pengumuman penerima beasiswa.
Bey menegaskan pentingnya menghindari kesalahan sasaran dalam pemberian beasiswa.
"Jadi kami ingin transparan kepada masyarakat. Masyarakat tahu prosesnya, mulai tahap awal pendaftaran berapa yang daftar, seleksi administrasi berapa yang gugur, terus pemilihan perguruan tinggi seperti apa. Itu semua transparan," ungkap dia.
Dengan terbukanya proses seleksi program JFLS, Bey percaya, pendaftar akan lebih memahami alasan di balik keputusan mereka, baik yang lolos maupun yang tidak.
"Yang tidak dapat (beasiswa) mendapatkan informasi yang jelas kenapa tidak dapat. Kan bisa untuk perbaikan atau seperti apa," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang