Editor
KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) menunjukkan pemilih di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terbelah dan mayoritas memilih pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Hal ini terlihat dari hasil survei pemilih di PKB yaitu, sebanyak 55,6 persen memilih pasangan Dedi-Erwan.
Sementara pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina 16,7 persen. Lalu pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja mendapat 2,8 persen.
Untuk pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie mendapat 13,9 persen, dan undecided voters atau yang belum menentikan plihan sebesar 11,1 persen.
Bestian Nainggolan, peneliti senior Litbang Kompas, menjelaskan, sosok Dedi Mulyadi dianggap lebih bisa diterima di semua wilayah kultur politik di Jabar.
Baca juga: Dikritik, KPU Pertimbangkan Penambahan Durasi Debat Pilgub Jabar
"Saat ini Pak Dedi yang merepresentasikan kekuatan kultural itu lebih bisa diterima dari semua wilayah yang saya katakan tadi sebagai basis kultur politik, ini unik," katanya.
Selain itu, lanjut Bastian, kekuatan personal branding juga membuat sosok Dedi Mulyadi bisa lebih dikenal dan diterima di semua kalangan.
Menurutnya, dari hasil survei berdasar pengetahuan responden terhadap para kandidat, sebanyak 36,9 persen sangat mengenal Dedi-Erwan dan sekedar tahu 50,2 persen.
"Kalau kita cek pesan-pesan sengaja dikeluarkan secara sistematis oleh pasangan Dedi-Erwan. Sudah sedemikian lama dilakukan dari waktu ke waktu dan tidak heran 85 persen orang mengenal dia dan suka dengan sosok yang bersangkutan," katanya dalam acara Obrolan News Kompas.com, Kamis (14/11/2024).
"Itu jadi suatu capital yang tidak dimiliki oleh pasangan-pasangan lainnya," tambahnya.
Sebagai informasi, Survei Litbang Kompas ini diselenggarakan melalui wawancara tatap muka dari tanggal 1–9 November 2024.
Sebanyak 630 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Barat.
Dalam metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian +/- 3,90 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Lalu survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT. Kompas Media Nusantara).
Sementara itu pemungutan suara Pilgub Jabar 2024 akan digelar pada 27 November 2024.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang